REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin mengumumkan perpanjangan program bantuan subsidi upah bagi pegawai hingga akhir tahun ini. Kabar itu mendapat respons positif dunia bisnis karena bisa menopang pendapatan pegawai.
Pemerintah Malaysia membungkus bantuan upah dengan program Kita Prihatin. Anggaran yang rencananya ditambahkan untuk Kita Prihatin sebanyak RM 2,4 miliar atau Rp 8,4 triliun.
"Diharapkan program ini dapat membantu 1,3 juta pegawai," kata Muhyiddin dilansir Bernama pada Kamis (24/9).
Muhyiddin memandang stimulus ini membantu bisnis khususnya skala kecil hingga menengah. Bisnis di tingkat itu mengalami kesulitan parah selama pandemi Covid-19. "Mereka kesulitan menyesesuaikan arus keuangan," ujarnya.
Presiden Federasi Manufaktur Malaysia Tan Sri Soh Thian Lai mengatakan dunia bisnis memang perlu ditopang pemerintah agar dapat kembali bangkit. Ia menatap optimistis Kita Prihatin sebagai jalan pemulihan bisnis karena pegawai mendapat tambahan pendapatan.
Tan memantau dunia bisnis masih belum pulih pada paruh kedua 2020. Apalagi dengan prediksi penurunan penjualan di tingkat domestik dan ekspor.
"Bantuan pemerintah seolah menjadi nafas tambahan agar bisnis bisa terus berjalan tanpa pengurangan pegawai, walau kami masih kesulitan dalam pemenuhan biaya operasional, bahan mentah," ujar Tan.