Kamis 24 Sep 2020 19:20 WIB

Kadinkes DKI Jelaskan Soal Kasus Covid-19 Melandai

'Kasus aktif harian meningkat, tap tren kasus positif kumulatif sedikit melandai.'

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Widyastuti.
Foto: Dok Dinkes DKI
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Widyastuti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengklaim pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di ibu kota yang kembali efektif diberlakukan sejak sepekan terakhir telah memberikan dampak positif. PSBB membuat kasus infeksi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) di ibu kota sedikit melandai.

"Kalau berdasarkan data kami, PSBB membuat kasus sedikit melandai. Artinya kami memang melihat kasus aktif harian meningkat, tetapi tren kasus positif secara kumulatif sedikit melandai," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti saat mengisi konferensi virtual BNPB bertema Prosedur Isolasi OTG Covid-19, Mudah atau Sulitkah?, Jumat (24/9).

Baca Juga

Kendati demikian, Dinkes DKI masih ingin menurunkan positivity rate, meningkatkan angka kesembuhan, dan menurunkan angka kematian. Sebab, dia melanjutkan, positivity rate Covid-19 di Jakarta saat ini masih sekitar 12 persen.

Karena itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta berharap dengan kepatuhan segenap masyarakat terhadap protokol kesehatan dan PSBB bisa membuat kasus melandai dan turun. "Banyak faktor yang berpengaruh, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan segenap masyarakat harus bahu-membahu menerapkan protokol kesehatan," ujarnya.

Ia menegaskan, perlu ada kolaborasi dan sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sehingga Jakarta bisa menangani Covid-19. Wadya mengaku, Dinkes DKI juga masih terus melakukan pemeriksaan spesimen dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk melacak kasus. 

Bahkan, dia melanjutkan, Pemerintah DKI Jakarta bisa melakukan tes swab sebanyak 50 ribu hingga 60 ribu selama kurun waktu sepekan untuk menegakkan diagnosa Covid-19. 

Sebelumnya, angka penambahan kasus positif Covid-19 secara harian kembali mencetak rekor. Pemerintah merilis ada tambahan 4.634 kasus baru dalam 24 jam terakhir. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia pada awal Maret lalu. 

Dari penambahan kasus hari ini, DKI Jakarta tetap menduduki posisi pertama sebagai provinsi yang menyumbang kasus harian tertinggi yakni 1.044 kasus baru. Jawa Barat menyusul di posisi kedua dengan 804 kasus baru, kemudian Jawa Tengah dengan 434 kasus baru. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement