Beberapa hari setelah Alexei Navalny dibolehkan meninggalkan rumah sakit di Berlin, Jerman, otoritas Rusia bergerak membekukan rekening banknya dan apartemennya di Moskow, kata juru bicaranya, Kira Yarmush, hari Kamis (24/9).
Petugas pengadilan Rusia mengeluarkan "perintah eksekusi" untuk apartemen Alexei Navalny, yang berarti apartemennya di Moskow "tidak dapat dijual, dihadiahkan, atau digadaikan," kata Kira Yarmush.
Dia mengatakan, pembekuan dan eksekusi itu terkait dengan sengketa hukum antara Navalny dan perusahaan yang menyediakan makanan untuk siswa dan taman kanak-kanak di Moskow. Pada 2018, Yayasan Anti Korupsi Navalny, FBK, menuduh perusahaan itu bertanggung jawab atas wabah disentri di sekolah dan taman kanak-kanak. Mereka juga menyebut pengusaha Yevgeny Prigozhin, yang memiliki hubungan dekat denfan Presiden Rusia Vladimir Putin, sebagai pemilik layanan katering itu.
Tapi staf Yevgeny Prigozhin menyangkal kepemilikan atas perusahaan katering itu dan balik menggugat Alexei Navalny dan stafnya telah melakukan fitnah. Pengadilan memenangkan gugatan tim Progozhin dan memerintahkan Alexei Navalny dan FBK membayar ganti rugi senilai 1,14 juta dolar AS.
Alexei Navalny bertekad kembali ke Moskow
Sekitar empat minggu lalu, beberapa hari setelah Alexei Navalny diracun dengan agen saraf Novichok, media Rusia memberitakan bahwa Yevgeny Prigozhin bertekad untuk "menghancurkan" Navalny jika dia berhasil pulih. Pada 27 Agustus lalu, juru sita pengadilan lalu melangkah membekukan properti Navalny, kata Kira Yarmush.
Alexei Navalny sejak terbangun dari koma selama perawatan di rumah sakit Charite di Berlin menyatakan dia tetap akan kembali ke Moskow. Namun jurubicaranya Kira Yarmush hari Kamis mengatakan, tokoh oposisi Rusia itu akan tetap tinggal di Jerman dulu sampai pemulihannya selesai.
Dia mengatakan bahwa proses rehabilitasi kesehatan Navalny akan memakan "banyak waktu", kemungkinan lebih dari "beberapa minggu".
Menlu Rusia: Peracunan Navalny terjadi di Jerman
Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa Moskow telah meminta Jerman memberi akses kepada Navalny, tetapi sejauh ini tidak mendapat tanggapan. Lavrov mengatakan para pejabat Rusia "berharap bahwa mitra kami akan memahami kesia-siaan berbicara dengan kami dari posisi.. yang lebih tinggi ... yang hanya meminta kami, dengan cara yang angkuh, untuk bertobat."
Dia juga menyatakan bahwa Rusia sudah mengirimkan pertanyaan ke Jerman, Prancis dan Swedia serta Organisasi Pelarangan Senjata Kimia OPCW tentang penyelidikan keracunan Alexei Navalny, tapi juga tanpa tanggapan.
"Selain itu, kami mendengar komentar publik, termasuk yang datang dari pejabat Jerman, yang mengatakan hal-hal yang agak tidak masuk akal - misalnya, bahwa semua yang terjadi dengan Navalny terjadi di wilayah Rusia," kata Sergei Lavrov dan menambahkan, keracunan terhadap Navalny terjadi di Jerman.
hp/vlz (afp, rtr, Interfax)