Selasa 29 Sep 2020 14:20 WIB

Pesantren Covid-19 Muhammadiyah: Tingkatkan Imun dan Iman

RSU PKU Muhammadiyah Membuat tempat isolasi khusus OTG.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Hafil
Pesantren Covid-19 Muhammadiyah: Tingkatkan Imun dan Iman. Foto: RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Foto: Yusuf Assidiq.
Pesantren Covid-19 Muhammadiyah: Tingkatkan Imun dan Iman. Foto: RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Muhammadiyah membuat kembali tempat isolasi untuk Covid-19. Diinisiasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, kali ini tempat yang disebut Pesantren Covid-19 itu jadi tempat isolasi khusus Orang Tanpa Gejala (OTG).

Pesantren Covid-19 memang bukan nama resmi tempat tersebut. Itu merupakan obrolan Direktur RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Mohammad Komarudin dan Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiya, Agus Taufiqurrahman.

Baca Juga

Namun, program-program yang disediakan tempat isolasi itu memang seperti pesantren kilat yang padat aktivitas. Sejak 04.00-21.00, selain istirahat, hampir tidak ada waktu kosong yang membiarkan santri-santri tanpa kegiatan.

Salah satu lulusannya, Dede Haris, menceritakan pengalamannya selama berada di Pesantren Covid-19 Muhammadiyah. Usai melakukan tes swab, Dede sendiri mengetahui kalau dirinya terkonfirmasi positif pada 15 September 2020.

Awalnya, Dede dan beberapa rekan hendak melakukan isolasi mandiri di tempat kerjanya, namun ditolak oleh pengurus-pengurus RT/RW setempat. Akhirnya, ia melakukan komunikasi ke RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta untuk lakukan isolasi.

"Asrama Bidang PP Aisyiyah (Pesantren Covid-19) awalnya untuk nakes RS PKU yang terpapar, seiring berjalan waktu tempat dibuka untuk warga Muhammadiyah, bahkan kini dibuka untuk masyarakat umum," kata Dede kepada Republika, Senin (28/9).

Dede merasa bersyukur karena di tengah-tengah banyaknya penolakan masyarakat kala itu ia dan beberapa rekannya mendapat tempat isolasi yang cukup nyaman. Terlebih, mengingat kebutuhan tempat isolasi yang tinggi di Yogyakarta.

Belum lagi, ada santri-santri yang pernah melakukan isolasi di tempat lain sempat menceritakan pengalaman selama melakukan karantina. Sayangnya, cerita yang mereka bagikan selama karantina di tempat-tempat itu cukup menyedihkan.

Cerita itu sendiri dibagikan selama kultum atau sesi cerita yang biasanya dilaksanakan setelah shalat wajib berjamaah. Berbanding jauh dengan yang mereka alami selama di Pesantren Covid-19, Dede mengaku semakin bersyukur.

"Jadi, memang betul-betul seperti pesantren. Ketika kami masuk ke sana, yang pertama ditekankan itu tidak cuma imun yang harus meningkat, tapi iman harus meningkat," ujar Dede.

Mulai dari shalat wajib, shalat sunnah seperti tahajud dan dhuha, tadarus Alquran tiap selesai shalat sampai pengajian dan kajian melalui Zoom Meeting ada. Bahkan, beragam sarana dan agenda olah raga serta WiFi sudah disediakan.

Selain itu, Pesantren Covid-19 melakukan pemeriksaan kesehatan setiap hari. Jadi, perkembangan-perkembangan kesehatan terus dipantau, bahkan sudah ada WhatsApp grup yang memudahkan laporan kesehatan harian mereka disampaikan.

"Setelah magrib kita biasanya cek kesehatan lagi. Nah, setelah isya, PKU mengadakan PKU with You melalui Zoom yang diisi pengajian, cerita-cerita penyintas, yang sudah alumni, dan kini meluas jadi Muhammadiyah with You," kata Dede.

Menurut Dede, konsep yang dilakukan Muhammadiyah atau PPA melalui Pesantren Covid-19 membuat mereka sangat nyaman. Sebab, walau tetap disiplin protokol kesehatan, mereka tidak merasa sendiri dan mereka saling memberi semangat.

Bahkan, Dede mengaku sangat terharu karena mendapat perhatian yang luar biasa selama karantina dan membuat asupan gizi tercukupi. Ia bersyukur usai isolasi beberapa kali sudah negatif dan dinyatakan pula lulus Pesantren Covid-19.

"Kami jujur bersyukur sekali, berterima kasih ke PP Muhammadiyah melalui PKU, MCCC dan lain-lain karena dukungan luar biasa, saya tegar menghadapi ini tapi justru menangis mendapat perhatian lebih dari rekan-rekan," ujar Dede.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement