Selasa 29 Sep 2020 15:23 WIB

Fasli Jalal: Capai Bonus Demografi dengan SDM Berkualitas

SDM yang tangguh dapat dimanfaaatkan membangun bangsa melalui berbagai inovasi.

Akademisi dari Universitas Yarsi, Fasli Jalal, mengatakan bonus demografi dapat dicapai dengan baik ketika Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, baik dari sisi kesehatan, pendidikan dan juga ketangguhan karakter dan akhlaknya.
Foto: Antara
Akademisi dari Universitas Yarsi, Fasli Jalal, mengatakan bonus demografi dapat dicapai dengan baik ketika Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, baik dari sisi kesehatan, pendidikan dan juga ketangguhan karakter dan akhlaknya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akademisi dari Universitas Yarsi, Fasli Jalal, mengatakan bonus demografi dapat dicapai dengan baik ketika Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, baik dari sisi kesehatan, pendidikan dan juga ketangguhan karakter dan akhlaknya.

"Bukan hanya lamanya dia dididik, tapi yang tidak kalah penting adalah mutunya. Kemudian bagaimana etosnya. Bagaimana akhlak atau karakternya," kata Fasli Jalal dalam Webinar Series bertema Jangan Tua Sebelum Kaya, Jakarta, Selasa (29/9).

Baca Juga

Rektor Universitas Yarsi itu mengatakan bahwa bonus demografi merupakan masa ketika rasio ketergantungan penduduk usia nonproduktif antara 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas sangat kecil terhadap penduduk usia produktif antara 15-65 tahun. Sehingga produktivitas yang diupayakan dapat diarahkan pada peningkatan perekonomian dan kemajuan bangsa.

Oleh karena itu, untuk dapat menyambut bonus demografi pada 2035, Indonesia harus sudah mulai menyiapkan SDM yang tangguh dan berkualitas sehingga masyarakat pada usia produktif tersebut dapat benar-benar memanfaatkan momen tersebut untuk membangun dan memajukan bangsa melalui berbagai kreativitas dan inovasi.

Masyarakat yang berada pada kelompok usia produktif tersebut, katanya, perlu didukung dengan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang baik. Sehingga, pada saatnya nanti mereka bisa menjadi individu-individu yang lebih mandiri dan tetap tangguh hingga memasuki masa usia lanjut.

Kemudian, dalam upaya membangun SDM yang tangguh tersebut, pemerintah, katanya, perlu memastikan bahwa perempuan yang menjadi bagian dari penopang bangsa, juga perlu dididik dengan baik sehingga ada lebih banyak lagi dari mereka dapat memasuki dunia kerja.

"Baik bekerja dari rumah, bekerja part time, melakukan kontrak-kontrak sesuai dengan waktu yang mereka pilih, kemudian mereka juga tetap berfungsi sebagai manajer rumah tangga," katanya Wakil Menteri Pendidikan periode 2010-2011 itu.

Untuk itu, pemerintah perlu mencarikan lapangan pekerjaan lebih banyak untuk 25 juta perempuan sehingga tingkat partisipasi mereka di dalam angkatan kerja dapat dinaikkan hingga 75 persen.

"Karena itu, mari kita berhemat, mari kita berinvestasi di pekerjaan-pekerjaan yang banyak membutuhkan tenaga kerja, tidak bergantung pada robot atau pekerjaan yang padat teknologi, sehingga tidak ramah terhadap tenaga kerja," demikian kata Fasli Jalal.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement