REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Asosiasi Restoran Nasional Amerika Serikat menggagas sejumlah kelas daring yang ditujukan bagi pengelola dan pegawai rumah makan. Aneka pelatihan itu diharapkan mampu membantu pramusaji saat melayani pelanggan di restoran.
Berbagai kewajiban penerapan protokol kesehatan yang mengiringi di tengah pandemi Covid-19 membawa tantangan baru bagi sejumlah restoran. Beberapa bulan terakhir, terdapat sejumlah laporan insiden yang dipicu keberatan pelanggan atas regulasi pemakaian masker.
Sebagian besar insiden yang dimaksud adalah tindakan kekerasan pelanggan karena marah dengan tambahan regulasi dan protokol kesehatan. Sebagai upaya melindungi para pegawainya, asosiasi meminta pengelola restoran dan pekerja mengikuti pelatihan.
Serial video pelatihan dari Asosiasi Restoran Nasional AS diluncurkan lewat jenama ServSafe. Pada situs resminya, tercantum keterangan bahwa ServSafe sudah 30 tahun di garda depan melatih pekerja dan pramusaji restoran melayani pelanggan, namun kini situasinya berbeda.
"Selama ini kami melatih pramusaji memberikan pengalaman bersantap yang aman bagi pelanggan. Karena tantangan yang dihadirkan Covid-19, kami mengembangkan sejumlah sumber daya gratis yang bertujuan untuk menjaga keamanan pekerja di restoran," tulis ServSafe.
Materi pada kursus daring antara lain kiat bersiap menghadapi berbagai insiden, cara agar tetap waspada, membaca tanda-tanda eskalasi ketegangan, dan teknik menurunkan eskalasi. Pramusaji juga diajarkan untuk tetap tenang, namun mengetahui kapan waktunya meminta bantuan.
Ketegangan antara restoran dan pelanggan beberapa waktu belakangan tidak main-main. Ada saja pelanggan yang menolak memakai masker wajah. Sebagian dari mereka marah ketika pengelola restoran atau pramusaji mengingatkan untuk memakai masker wajah saat tidak makan.
Pada Juni, restoran Hugo’s Tacos di California menutup gerainya untuk sementara waktu, karena pegawainya mendapat pelecehan dari pelanggan. Pemicunya adalah kebijakan memakai masker wajah. Gerai mengumumkan hal tersebut lewat laman Facebook.
"Gerai taco kami lelah menghadapi konflik terus-menerus dengan para tamu yang menolak memakai masker. Staf kami telah dilecehkan, dijelek-jelekkan namanya, dilempari barang dan cairan. Masker bukan simbol dari apapun, ini upaya kami menjaga semua orang tetap sehat," tulis pengelola.
Konflik demikian tidak hanya terjadi di gerai restoran tersebut. Beberapa rumah makan lain melaporkan situasi serupa. Penolakan memakai masker dan pelindung wajah terjadi pula di restoran steak Arkansas dan gerai pizza Missouri, dikutip dari laman Fox News.