Jumat 02 Oct 2020 00:35 WIB

Tasikmalaya Isolasi Pasien Covid-19 dari Klaster Pesantren

Klaster pesantren adalah terbesar yang ada di Kota Tasikmalaya.

Tasikmalaya Isolasi Pasien Covid-19 dari Klaster Pesantren. Ilustrasi Pondok Pesantren
Foto: ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI
Tasikmalaya Isolasi Pasien Covid-19 dari Klaster Pesantren. Ilustrasi Pondok Pesantren

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota Tasikmalaya, Jawa Barat memberlakukan isolasi terhadap pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di lingkungan pondok pesantren. Saat ini, kasusnya bertambah hingga mencapai 80 orang.

"Mereka saat ini masih isolasi mandiri karena belum dijemput, kita masih verifikasi ruangan yang tersedia," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat kepada wartawan, Kamis (1/10).

Baca Juga

Ia menuturkan, kasus penyebaran wabah Covid-19 di Kota Tasikmalaya masih terjadi, bahkan beberapa hari lalu ditemukan orang terkonfirmasi positif Covid-19 di lingkungan pondok pesantren. Selanjutnya,  tim medis menelusuri dan memeriksa sejumlah orang di lingkungan pesantren itu hingga akhirnya ditemukan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 80 orang.

"Klaster pesantren adalah terbesar yang ada di Kota Tasikmalaya," kata Uus.

Ia menyampaikan, orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 menjalani isolasi mandiri dan mendapatkan penanganan medis di ruangan khusus yang disediakan pondok pesantren. Adanya kasus di lingkungan pesantren itu, kata dia, maka ia memberlakukan isolasi atau larangan orang untuk masuk ke kawasan itu agar tidak terjadi penularan wabah Covid-19.

"Kami rekomendasi untuk tidak mengunjungi pesantren, pesantren juga harus disiplin karantina," katanya.

Laporan tim gugus tugas tercatat kasus positif Covid-19 di Kota Tasikmalaya sudah mencapai 153 kasus, jumlah kasus terbanyak dari lingkungan pesantren.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement