REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis, industri pengolahan kopi nasional akan lebih berdaya saing global karena ditopang berbagai faktor.
Salah satunya Indonesia yang merupakan negara penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Pada 2019, produksi biji kopi Indonesia mencapai 729 ribu ton.
Selain itu, guna memacu pengembangan industri kopi di Indonesia, Kemenperin secara konsisten melakukan berbagai program strategis. Di antaranya peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan teknologi, peningkatan standar dan kualitas produk.
"Juga fasilitasi mesin peralatan, perbaikan kemasan, serta sertifikasi produk dan kompetensi bagi industri kecil dan menengah (IKM)," kata Agus dalam sambutannya pada International Coffee Day 2020 yang dilaksanakan secara virtual, Kamis (1/10).
Kemenperin mencatat, ekspor produk kopi olahan memberikan sumbangan pemasukan devisa pada 2019 mencapai 610,89 juta dolar AS atau meningkat 5,33 persen dibandingkan 2018. Pada periode Januari sampai Juni 2020, neraca perdagangan produk kopi olahan masih mengalami surplus sebesar 211,05 juta dolar AS.
Agus berharap, pelaksanaan International Coffee Day 2020 menjadi media promosi kopi khas Indonesia. Dengan ini, keunggulan dan citra kopi Indonesia dapat diketahui berbagai pihak dari dalam dan luar negeri.
"Yang pada akhirnya dapat mendorong kemajuan industri, membangun ekosistem bisnis, serta destinasi wisata kopi nusantara," kata dia.
Agus memberikan apresiasi kepada Provinsi Bengkulu yang terpilih sebagai penyelenggara peringatan Hari Kopi Internasional di Indonesia. Agus menyebutkan, Provinsi Bengkulu merupakan salah satu daerah penghasil kopi utama.
Produksi biji kopi Bengkulu sebanyak 56,97 ribu ton pada tahun 2019. "Dua sertifikasi indikasi geografis juga telah didapatkan, yaitu Robusta Kepahiang dan Robusta Rejang Lebong," ujar Agus.