Sabtu 03 Oct 2020 12:48 WIB

Api Abadi Mrapen yang Padam Diupayakan Diselamatkan

Di sekitar lokasi situs api abadi, dimungkinkan masih banyak pasokan gas methane.

Red: Ratna Puspita
Kondisi situs Api Abadi Mrapen yang padam di Desa Manggarmas, Godong, Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (2/10/2020). Situs api abadi yang pernah digunakan untuk menyalakan obor Pekan Olahraga Nasional (PON), POR PWI, HAORNAS dan Ganefo hingga obor upacara Hari Raya Waisak itu padam sejak 25 September 2020 akibat berhentinya suplai gas, sementara Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah masih melakukan penyelidikan atas kejadian itu.
Foto: YUSUF NUGROHO/ANTARA
Kondisi situs Api Abadi Mrapen yang padam di Desa Manggarmas, Godong, Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (2/10/2020). Situs api abadi yang pernah digunakan untuk menyalakan obor Pekan Olahraga Nasional (PON), POR PWI, HAORNAS dan Ganefo hingga obor upacara Hari Raya Waisak itu padam sejak 25 September 2020 akibat berhentinya suplai gas, sementara Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah masih melakukan penyelidikan atas kejadian itu.

REPUBLIKA.CO.ID, GROBOGAN -- Situs Api Abadi Mrapen di Desa Manggarmas Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah bakal diupayakan untuk diselamatkan. Sebab, dalam sejarah peristiwa, api padam baru pertama terjadi.

"Kami tengah berupaya mencari langkah-langkah yang tepat agar situsnya tetap terjaga karena selama ini tempat tersebut juga menjadi ritual tahunan umat Buddha pada upacara Hari Raya Waisak," kata Kasi Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Kendeng Selatan Sinung Sugeng Arianto di Grobogan, Sabtu (3/10).

Baca Juga

Ia mengakui sudah menghubungi berbagai pihak, seperti Undip, Akprin Yogyakarta, dan UGM terkait solusi padamnya Api Abadi pada 25 September 2020. Hasilnya, memang mengerucut untuk beberapa opsi.

Hanya, Sinung belum berani membeberkan sejumlah langkah alternatif yang bisa ditempuh untuk menyelamatkan Situs Api Abadi agar salah satu ritual yang biasa dilakukan dari zaman Mataram kuno tidak sampai terputus. Menurut dia, semua alternatif langkah penyelamatan memang berisiko, karena pada 1990-an pernah pula dilakukan upaya pencarian sumber gas metan untuk dialirkan ke lokasi situs agar tetap menyala besar.