REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Luka Modric memasuki musim kesembilan di Real Madrid. Bukan waktu yang singkat.
Ia meraih segalanya dalam balutan kostum si putih. Sepanjang perjalanannya di Madrid, Modric sudah bekerja sama dengan sederet pelatih jempolan.
Kapten tim nasional Kroasia itu sampai memahami karakter masing-masing. Dimulai dari Jose Mourinho.
Mourinho berperan besar membawa Modric ke Santiago Bernabeu. Sang gelandang tak pernah melupakan jasa arsitek berkebangsaan Portugal itu.
"Dia tangguh dan kuat. Dia selalu mengatakan kebenaran di depan anda," ujar Modric, dikutip dari Goal, Selasa (6/10).
Selanjutnya Carlo Ancelotti. Ia menyebut Don Carlo pelatih spektakuler. Mereka memenangkan trofi Liga Champions dan Copa del Rey.
Ia mengaku masih berbicara dengan Ancelotti hingga saat ini. Menurut Modric, pria Italia itu bisa menyentuh sisi personal anak asuhnya.
Berlanjut ke Rafael Benitez. Eks juru taktik Liverpool ini kurang sukses di Madrid.
Modric memahami hal itu. "Tidak semua pelatih datang ke sebuah tim, dan bisa sukses. Tapi dia pelatih hebat, itulah sepakbola," ujar mantan jugador Tottenham Hotspur ini.
Terakhir, Zinedine Zidane. Saat ini Modric masih menjadi anak asuh Zidane.
Ia berharap seluruh dunia mengetahui bahwa Zizou tak tersentuh di El Real. Ia banyak mendengarkan suara-suara sembung berisi kritikan pada sang entrenador.
"Ada beberapa kritikan yang bahkan tidak masuk akal. Dia sangat ideal untuk Real Madrid. Zidane bisa seperti Ferguson atau Wenger di Inggris," tutur Modric.
Madrid tidak memiliki sejarah mempekerjakan pelatih untuk waktu yang lama. Modric berharap, ada pengecualian pada Zidane. Layaknya Sir Alex Ferguson di Manchester United, atau Arsene Wenger di Arsenal.