PT Perkebunan Nusantara V menerapkan kebijakan dan protokol kesehatan ketat sejak awal pandemi Covid-19 melanda. Kebijakan tersebut menjadi benteng perusahaan dalam mencegah, menangani, dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
“Persamaan mindset atau pola pikir, bahwa segenap direksi hingga karyawan adalah orang tanpa gejala (OTG), menjadi langkah awal yang diterapkan perusahaan,” kata CEO PTPN V Jatmiko K Santosa. Menurutnya, seseorang OTG memiliki potensi untuk menularkan virus ke orang lain, termasuk keluarga di rumah. Dengan begitu, setiap karyawan hingga direksi akan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat tanpa perlu paksaan.
Persamaan mindset tersebut didukung oleh kebijakan wajib memakai masker, pembatasan dan pemeriksaan akses keluar masuk perusahaan, hingga menyediakan fasilitas-fasilitas pencegahan seperti tempat cuci tangan, disinfektan chamber, penyemprotan disinfektan massal serta pemberian masker, vitamin, dan obat-obatan. Seluruh rangkaian penerapan protokol kesehatan itu disingkat dengan 4M, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan membiasakan hidup sehat.
Seluruh langkah itu yang kemudian menjadi kunci keberhasilan PTPN V saat mendapat ujian cukup berat ketika 21 karyawan dan anggota keluarga perusahaan di unit kebun Sei Rokan, Kabupaten Rokan Hulu terkonfirmasi positif Covid-19.
Jatmiko mengisahkan, kejadian tersebut terungkap setelah perusahaan melakukan tracing, usai salah satu anggota keluarga karyawan perusahaan, dijangkiti virus yang kini telah menjadi pandemi global tersebut. Perusahaan bergerak cepat dengan melakukan tes usap (swab test) serta tes cepat atau rapid test massal.
Sebanyak 215 karyawan dan 167 anggota keluarga karyawan Sei Rokan dilakukan tes usap dan tes cepat massal. Tes usap dilaksanakan kepada karyawan dan anggota keluarga yang memiliki kontak erat, sementara tes cepat dilakukan kepada seluruh karyawan dan anggota keluarga di lingkungan unit kebun Sei Rokan. Hasilnya, didapati 21 karyawan dan anggota keluarga positif Covid-19. Karyawan yang terkonfirmasi positif langsung diberikan penanganan medis oleh perusahaan.
Di sisi lain, manajemen memperketat penerapan protokol kesehatan, termasuk mengeluarkan kebijakan melaksanakan work from home bagi karyawan kantor unit kebun Sei Rokan. Hasilnya, dalam waktu 2 pekan, sebanyak 19 pasien yang terkonfirmasi positif telah sembuh dan kembali ke rumah. “Tingkat kesembuhan kita lebih tinggi dari rata-rata nasional,” kata dia menambahkan.
Perseroan menganggap bahwa karyawan adalah aset berharga perusahaan. Oleh karena itu, PTPN V gencar melakukan tes usap dan tes cepat terhadap ribuan karyawan perusahaan, terutama di daerah operasional yang dinilai rawan. Melalui pemeriksaan tes massal itu, PTPN V berharap upaya pencegahan dan penyebaran bisa ditekan seoptimal mungkin.
Selain itu, aktivitas pabrik juga menjadi perhatian. Setiap truk pengangkut tandan buah sawit (TBS) harus disemprot disinfektan sebelum masuk ke dalam kawasan pabrik pengolahan. Standar penerapan protokol kesehatan ini akan diterapkan di seluruh unit kebun dan pabrik kelapa sawit perusahaan yang tersebar di 6 kabupaten di Riau.
PTPN V telah menggelontorkan anggaran hingga Rp 4,9 miliar untuk mencegah dan menangani pandemi Covid-19. Dana ini digunakan untuk mengantisipasi dan mengendalikan upaya pemutusan mata rantai virus di lingkungan Perusahaan, serta membantu pemerintah setempat dalam menghadapi pandemi Corona.
Editor : Eva Mrtha Rahayu
www.swa.co.id