REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI), Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan, Prabowo Subianto akan ke Amerika Serikat (AS) pada 15-19 Oktober mendatang. Prabowo ke AS atas undangan yang diberikan oleh Pemerintah AS.
"Menhan RI, Prabowo Subianto, diundang oleh Pemerintah AS melalui Menhan AS, Mark Esper, untuk berkunjung ke AS pada tanggal 15-19 Oktober 2020," jelas Dahnil dalam keterangan tertulis, Kamis (8/10).
Dahnil menerangkan, undangan itu diberikan untuk melanjutkan pembicaraan detail terkait kerja sama bilateral di bidang pertahanan. Selama ini, menurut dia, Prabowo melakukan diplomasi aktif melakukan diplomasi pertahanan ke berbagai negara, termasuk AS. Diplomasi dilakukan sesuai prinsip politik bebas aktif dan tidak terlibat aliansi militer dengan negara mana pun dan menjaga kedekatan yang sama dengan semua negara.
"Sebab itu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto akan memenuhi undangan resmi Pemerintah Amerika Serikat melalui Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper tersebut," jelas dia.
Dia menerangkan, Prabowo Subianto sebagai menhan berkomitmen untuk terus memaksimalkan diplomasi pertahanan dengan banyak negara. Itu termasuk terhadap negara Amerika Serikat, Rusia, Cina, negara-negara Eropa maupun negara-negara di kawasan.
Sebelumnya, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) dikabarkan telah memutuskan untuk memberikan visa kepada Prabowo untuk bisa memasuki negeri Paman Sam tersebut, menurut seseorang yang mengetahui kebijakan departemen tersebut. Prabowo telah lama masuk daftar hitam AS karena dugaan perannya dalam pelanggaran hak asasi manusia (HAM) sejak beberapa dekade lalu. Selama ini, kabar Prabowo dilarang masuk AS karena perannya sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus periode 1997-1998 yang terlibat penculikan aktivis menjelang periode kejatuhan Presiden Suharto pada Mei 1998. Kepada Reuters pada 2012, Prabowo mengaku, masih ditolak masuk pada 2012.
Penolakan itu bukan yang pertama kalinya. Pada 2000, Prabowo juga tak bisa menghadiri wisuda anaknya Didit Hediprasetyo yang kuliah di salah satu kampus di Boston. Beberapa jenderal TNI AD juga masuk dalam daftar hitam AS, di antaranya almarhum Jenderal Pramono Edhi Wibowo, Jenderal Wiranto, Jenderal Gatot Nurmantyo, Letjen Sjafrie Sjamsoeddin, dan Mayjen Zacky Anwar Makarim.