REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kapolda Sumbar Irjen Pol Toni Harmanto turun untuk menemui ribuan mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa menolak Undang Undang Cipta Kerja di depan kantor DPRD Provinsi Sumatra Barat, Kamis (8/10). Toni menemui massa setelah polisi meredakan aksi yang sempat ricuh. "Saya harap tidak ada aksi anarkis. Silakan sampaikan pendapat dengan baik. Tapi jangan merusak," kata Toni kepada mahasiswa.
Toni mengingatkan peserta aksi unjuk rasa supaya tidak terprovokasi oleh orang-orang yang memiliki kepentingan tertentu. Terutama anak-anak sekolah yang belum paham pokok persoalan namun ikutan terjun aksi dan melakukan aksi anarkis.
Aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja di Kota Padang hari kedua ini sempat berlangsung ricuh. Polisi harus menangkap sekitar 10 orang pelajar yang diduga sebagai provokator dan menyusup dalam aksi unjuk rasa mahasiswa.
Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto tidak menampik adanya pihak ketiga atau kalangan yang ingin membuat kekacauan dengan memanfaatkan aksi unjuk rasa itu. "Indikasi itu ada, kami dari jajaran Polda Sumbar masih memantau pergerakan para pihak yang terindikasi menciptakan situasi rusuh ini," ujarnya.
Pihaknya juga menyoroti para peserta demo yang tidak menerapkan protokol kesehatan, salah satunya dengan menjaga jarak. "Jumlahnya itu banyak dan mereka tak jaga jarak, memang memakai masker namun dikhawatirkan akan menciptakan klaster baru lagi," kata Satake.
Setelah sejumlah pelajar ditangkap, puluhan remaja lain datang dari arah Basko Hotel dan melempari petugas dengan batu bahkan terlihat ada yang membawa celurit. Mereka melakukan provokasi kepada petugas dengan melempari batu dan puluhan remaja yang menggunakan baju sekolah menengah atas itu langsung kabur ke arah Jalan Hamka.