Kamis 08 Oct 2020 21:48 WIB

Kesadaran Selamatkan Biota Laut Meningkat

Masyarakat tergerak membebaskan hewan laut yang terjerat jaring nelayan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Seorang nelayan memberi makan seekor hiu paus (Rhyncodon typus) (ilustrasi). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebut, kesadaran masyarakat menyelamatkan biota laut semakin meningkat.
Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Seorang nelayan memberi makan seekor hiu paus (Rhyncodon typus) (ilustrasi). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebut, kesadaran masyarakat menyelamatkan biota laut semakin meningkat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebut sosialisasi penanganan biota laut terdampar mulai membuahkan hasil. Hal ini tecermin dari tingkat kesadaran yang meningkat.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Hendra Yusran Siry mengatakan, masyarakat pesisir mulai sadar dan terlibat aktif dalam upaya penyelamatan biota laut yang terdampar. Khususnya biota laut dilindungi seperti hiu paus dan mamalia laut.

Baca Juga

Hendra mengambil contoh upaya penyelamatan hiu paus (Rhincodon typus) yang dilakukan masyarakat di Pantai Hena, Desa Kolobolon, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada akhir September. Hiu paus atau yang biasa disebut masyarakat sebagai hiu bodoh terdampar karena tak sengaja terjerat jaring nelayan setempat.

"Hiu paus yang terdampar berjumlah seekor dengan panjang kurang lebih empat meter dan dalam kondisi masih hidup," ujar Hendra dalam siaran pers di Jakarta, kemarin.

Saat kejadian tersebut, ucap Hendra, Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang langsung menurunkan tim ke lokasi kejadian yang berada di wilayah Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu. Hendra menyampaikan hiu paus telah berhasil kembali ke laut dengan bantuan dari masyarakat setempat. 

"Saya sangat mengapresiasi tindakan cepat masyarakat Rote Ndao dalam menyelamatkan hiu paus yang terdampar tersebut. Ini artinya kesadaran masyarakat makin bagus," kata Hendra.

Hendra menjelaskan, kesadaran masyarakat melindungi ekosistem dan biota laut adalah salah satu kunci penting dalam mengelola Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) TNP Laut Sawu yang efektif.

Plt Kepala BKKPN Kupang Imam Fauzi mengungkapkan, hiu paus memang seringkali terjerat jaring nelayan karena geraknya yang lambat. Biota laut satu ini cenderung tidak takut dengan manusia sehingga sering tersangkut di jaring nelayan. 

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2013 tentang Penetapan Status Perlindungan Penuh Ikan Hiu Paus (Rhincodon typus), hiu paus merupakan salah satu biota laut yang dilindungi penuh pemerintah karena saat ini keberadaanya terancam punah.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement