VIVA – Darius Sinathrya menuturkan komentarnya terkait kericuhan yang terjadi di beberapa kota akibat demonstrasi Undang-Undang Cipta Kerja pada Kamis 8 Oktober 2020. Suami Donna Agnesia itu menyampaikan cuitannya lewat Twitter sekaligus bertanya.
Seperti diketahui, banyak fasilitas hancur dan rusak karena kerusuhan tersebut. Darius menyayangkan hal itu karena menurutnya apakah tidak ada cara lain selain berakhir ricuh.
"Klo RUU yang baru disahkan bermasalah, ada cara lain gak buat revisi / batalin selain via demo?" tanya Darius Sinathrya di Twitter.
"Apa gw doank yang merasa proses penyampaian aspirasi hampir selalu berujung ricuh dan merugikan sebagian warga lainnya? Apa kita sebenarnya belum cukup dewasa buat berorasi?," tulis presenter olahraga itu melanjutkan.
Baca juga: Hak Cipta Bermasalah, Darius Sinathrya Mundur dari Nagabonar Reborn
Sontak saja, warganet langsung bereaksi menanggapi cuitan aktor berdarah Swiss itu.
"Unjuk rasa umumnya dilakukan oleh kelompok mahasiswa dan orang-orang yang tidak setuju dengan pemerintah dan yang menentang kebijakan pemerintah. Namun unjuk rasa juga dilakukan oleh kelompok-kelompok lainnya dengan tujuan lainnya," tulis warganet.
"Emang mau sedewasa apa ? Negara luar lbh maju aja masih mengedepankan demo , apalagi kita negara nyungsep penuh kebohongan, bangun bang sekali2 pura2 jadi org susah lah sebentar," kata yang lain.
"Gampang emang ngomong doang mah bang :) ga ngerasain si rasanya jadi buruh. Demonstran juga manusia, yang kesel, emosi kalau dibohongin . Ga cuman sekali berkali kali, isolop aja seenaknya mukulin org demo,. & Abang kan ga turun lngsung jadi ga tau siapa yg ngrusak fasilitas umum," ungkap warganet lainnya.
Lebih lanjut, Darius bermaksud mengungkapkan kekecewaannya dengan aksi anarkis yang memberikan dampak negatif apalagu terhadap fasilitas umum yang digunakan sehari-hari.
"Baik teman2 gw tutup diskusi soal aksi demo yang berakhir dengan chaos di beberapa titik. Terima kasih buat komen, pendapat dan sharing info kalian. Sekali lagi, bukan demo yang gw kritisi, tapi aksi destruktif di sekitarnya, karena selain akan ada korban di kedua pihak," ungkapnya.