Senin 12 Oct 2020 03:48 WIB

Covid-19 Ancam Bunuh 1.000 Warga Hong Kong

Hong Kong menghadapi gelombang ketiga infeksi Covid-19

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Nur Aini
Hong Kong menghadapi ancaman kematian Covid-19 lebih tinggi
Foto: REUTERS / Tyrone Siu
Hong Kong menghadapi ancaman kematian Covid-19 lebih tinggi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar penyakit menular asal China, Profesor Yuen Kwok-yung, memprediksi virus Covid-19 dapat membunuh 1.000 penduduk Hong Kong dan menyebabkan puluhan ribu sakit pada musim dingin ini. 

“Jika kami tidak menargetkan tindakan pada virus corona, maka kami dapat melihat puluhan ribu orang terinfeksi. Kematian juga bisa dengan mudah melebihi 1.000," kata Yuen dikutip dari South China Morning Post, Ahad (11/10).

Baca Juga

Profesor Yuen membuat prediksi mengerikan tersebut karena kota itu masih mengalami gelombang ketiga infeksi, dan perlu menjaga jarak sosial sampai vaksinasi massal dapat dilakukan paling cepat pada bulan September tahun depan. Ahli mikrobiologi Universitas Hong Kong yang menasihati pemerintah tentang virus itu juga menyerukan pengujian wajib bagi mereka yang mengalami gejala yang terkait dengan penyakit tersebut. Dia pun mendesak restoran dan bar kota untuk menangani pengendalian infeksi dengan serius.

Hong Kong mencatat tujuh kasus baru Covid-19 pada Ahad (11/10). Di antara kasus baru tersebut ada empat orang yang terkait dengan kasus lokal sebelumnya, termasuk dua pria berusia 52 tahun yang tinggal di panti jompo, the Home of Treasure, di Kwai Chung. Sejauh ini, 15 orang yang terkait dengan fasilitas tersebut telah dipastikan terinfeksi.

Dua orang lainnya yang terkait dengan infeksi lokal sebelumnya adalah dua wanita berusia 76 dan 24 tahun. Tiga kasus diimpor, dari Filipina, Belanda, dan Nepal. Hong Kong sendiri dilanda gelombang ketiga infeksi pada Juli, dan jumlah kasus yang dikonfirmasi di kota itu telah meningkat menjadi 5.175, sementara kematian terkait telah melonjak dari hanya tujuh menjadi 105 pada Ahad.

Sementara jumlah kasus baru telah menurun, beberapa infeksi telah muncul di bar, sekolah, dan di panti jompo, yang menurut beberapa ahli menandakan dimulainya gelombang keempat lokal. Tetapi Yuen mengatakan, dia yakin beberapa transmisi adalah kelanjutan dari gelombang ketiga, karena kota itu tidak pernah sepenuhnya membebaskan diri dari virus.

Berdasarkan pengalaman negeri-negeri lain, Yuen mengatakan tempat-tempat seperti Eropa dan Amerika Serikat telah mengalami penularan besar infeksi di musim dingin. Dia melihat kota New York, yang terdapat lebih dari 10.000 kematian dan tingkat infeksi 20 persen dalam populasinya pada awal epidemi lokalnya musim dingin lalu.

“Apa yang terjadi di New York bisa terjadi di Hong Kong,” kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement