REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Adityo Darmadi merupakan bomber ganas yang pernah memperkuat Macan Kemayoran. Ia datang ke Persija pada tahun 1985.
Mengutip informasi dari laman resmi klub, saat itu Persija dalam keadaan kurang baik karena nyaris degradasi dari kasta utama. Ia jadi juru selamat lewat gol-golnya pada fase play-off promosi-degradasi yang digelar di Cirebon.
Selain menjadi penyelamat Persija, Adityo juga pernah menjadi topskor Persija tepatnya setahun kemudian. Pada 1986 ayah kandung Adixi Lenzivio ini menjadi topskor dengan torehan 10 gol.
Rata-rata klub yang di bobol sang bomber asal Solo ini kebanyakan dari klub asal Sumatera. Dari 4 klub tersebut, PS Bengkulu yang paling banyak dibobol oleh Adityo Darmadi dengan 3 gol.
Sementara PSM Makassar menjadi klub ke-2 yang menjadi korban Adityo, brace tersebut saat terjadi di babak 6 besar di Stadion Utama Senayan, Jakarta.
Walaupun sang bomber menjadi top skor pada saat itu, namun Adityo Darmadi gagal membawa Persija ke Final, mengingat perjalanan Macan Kemayoran hanya sampai di babak 6 besar saja. Karena harus puas menduduki peringkat ke-3.
Selain dikenal sebagai topskor, Adityo Darmadi juga menjadi momok bagi Persib Bandung. Pemain yang identik dengan nomor punggung 8 ini merupakan pemain yang punya tradisi membobol gawang Persib di Bandung.