Rabu 14 Oct 2020 20:46 WIB

Peran RS Pertamina Membantu Pasien Covid-19 Sembuh

Dirawat di RS Pertamina Jaya, Sofie yang positif selama 61 hari akhirnya sembuh.

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Rumah Sakit Pertamina Jaya ditunjuk menjadi RS khusus penanganan Korona.
Foto: dok. RS Pertamina Jaya
Rumah Sakit Pertamina Jaya ditunjuk menjadi RS khusus penanganan Korona.

REPUBLIKA.CO.ID, 

Ketika dr Sofie membuka pintu, seketika beberapa petugas medis bertepuk tangan. Sofie yang masih mengenakan baju pasien dengan tetap memakai masker merasa gembira bisa sembuh dari Covid-19.

Dia merasa bangga lantaran mendapat sambutan luar biasa dari dokter dan perawat yang khusus menangani pasien positif Covid-19. Hari itu, Senin, 25 Mei 2020, Sofie akhirnya bisa keluar dari ruang isolasi setelah hasil tes swab (usap) dinyatakan negatif.

"Salam sehat. Selamat untuk Sofie bebas dari Covid-19. Selamat kembali dokter Sofie. Sehat selalu," kata beberapa petugas medis sambil bertepuk tangan, yang disambut Sofie dengan gestur merasa terhormat diberi sambutan dan semangat oleh petugas medis Rumah Sakit (RS) Pertamina Jaya di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada 25 Mei lalu.

Berpofesi sebagai dokter selama pandemi Covid-19, Sofie yang masih praktik seperti biasa memang harus berinteraksi dengan pasien. Hanya saja, hal itu jelas sangat riskan baginya.

Pasalnya, ia tidak tahu pasti apakah pasien terbebas dari Covid-19 atau tidak. Suatu ketika, Sofie tiba-tiba saja mengalami gejala seperti orang terkena Covid-19. Dugaan tersebut ternyata benar, lantaran dari hasil swab, Sofie dinyatakan positif Covid-19.

Dalam testimoni yang diunggah di akun Instagram RS Pertamina Jaya, Sofie pun harus dirujuk ke RS non-Covid-19 untuk menjalani perawatan selama 16 hari. Karena tidak kunjungan sembuh, ia pindah ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat selama 18 hari.

Dari tes swab, ia masih mendapatkan hasil positif. Karena gejala yang menyertai, Sofie pun akhirnya dirawat di RS Pertamina Jaya selama 25 hari. Secara total, ia dirawat sepanjang 59 hari di RS atau total 61 hari mengidap Covid-19 sampai dinyatakan sembuh.

"Dari awal pertama sepertinya nggak takut, tapi setelah sebulan (tidak sembuh) agak takut. Tapi (berjalan) dua bulan, saya sering menyatakan jangan takut, cemas, dan khawatir, tapi ujungnya di hari terakhir agak cemas. Ternyata bisa sembuh juga, senang sekali," kata Sofie yang berusaha menyemangati diri sendiri agar tidak boleh kalah melawan Covid-19.

Belajar dari pengalaman selama 61 hari bergelut dengan Covid-19, Sofie mengajak, masyarakat untuk selalu berpikir positif selama masa perawatan. Hal itu lantaran dorongan psikis bisa membantu tubuh dalam menghadapi serangan virus corona. Dia pun sudah membuktikan diri akhirnya bisa sembuh, setelah dua bulan bergelut dengan penyakit yang baru muncul pada 2019 ini.

Sofie juga mengingatkan, setiap pasien yang menjalani perawatan di ruang isolasi jika di ruangan tidak sendirian, untuk wajib disiplin menjaga pola hidup bersih. Dia mengaku, pernah dirawat dalam satu ruangan terdiri lima orang.

Sehingga, meski sama-sama dinyatakan positif Covid-19, Sofie tetap mengikuti anjuran dokter untuk tak bersentuhan satu sama lain. "Pesan saya ke masyarakat jangan takut dan jangan cemas. Pencegahannya tetap jaga jarak, hidup bersih, cuci tangan sesering mungkin. Setiap mau makan atau minum wajib cuci tangan," kata Sofie.

Hesti yang bekerja sebagai perawat juga termasuk pasien positif Covid-19 yang dirawat di RS Pertamina Jaya mulai 28 April 2020. Sejak dirawat dan menjalani tes swab dengan hasil positif, Hesti sudah merasakan gejala sesak napas.

Dia pun terus meyakinkan diri untuk bisa bertahan melawan virus corona yang membuatnya kekurangan oksigen. Hesti juga mengonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan perawat agar bisa bernapas normal.

"Kayak ada sumbatan. Terus di tenggorokan ada gumpalan, di hidung pada waktu itu terus sesak. Merasa harapan (hidup) kecil sampai besoknya (terbangun) alhamdulillah masih bisa bernapas, saya tetap bertahan," kata Hesti.

Dia merasa beruntung dirawat di RS milik Pertamina yang berdiri sejak 1972, ini lantaran perawat yang mengontrolnya kerap memberikan motivasi. Tujuannya agar semua pasien positif Covid-19 tidak patah semangat menghadapi cobaan yang didera saat itu. Apalagi, ia termasuk pasien dengan gejala berat hingga harus menjalani sebulan masa pengobatan.

Alhasil, ia bersyukur bisa melewati Covid-19 dengan fasilitas perawatan yang juga memadai bagi pasien. "Sabar intinya, berdoa selalu, tetap semangat terus yakin sama Allah ini bisa disembuhkan, saya sampai sekarang bisa bertahan sebulan karena tetap sabar," ucap Hesti.

 

Kontribusi Pertamina

Selama pandemi Covid-19, Pertamina ikut terlibat membantu pemerintah dalam melayani pasien positif Covid-19. Karena itu, Pertamina ikut mendedikasikan fasilitas yang dimiliki untuk difungsikan sebagai RS rujukan Covid-19.

Di Jakarta, selain RS Pertamina Jaya yang menyediakan 70 bed, ada pula RS Modular yang memanfaatkan halaman Hotel Patra Comfort dan Lapangan Sepak Bola Simprug yang masing-masing berkapasitas 90 dan 300 bed. Selain itu, RS Pertamina Cirebon (Jabar), Cilacap (Jateng), Balikpapan (Kaltim), Pangkalan Brandan (Sumut), dan Sorong (Papua Barat) juga difungsikan sebagai RS rujukan Covid-19.

Khusus untuk RS Pertamina Jaya yang menjadi RS rujukan Covid-19, didukung laboratorium canggih untuk mendeteksi pasien Covid-19 dengan alat tes polymerase chain reaction (PCR) yang bisa melakukan tes hingga 1.400 sampel setiap harinya. Penyediaan laboratorium canggih disertai peralatan tes yang mutakhir sejalan untuk mendukung pemerintah mendeteksi pasien Covid-19.

“Dukungan peralatan yang memadai di RS Pertamina Jaya diharapkan bisa mendukung upaya pemerintah melakukan tes secara cepat dan akurat sehingga bisa memetakan dan mencegah penyebaran Covid-19,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman.

Fajriyah mengatakan, berbagai peralatan tes PCR yang tersedia di laboratorium RS Pertamina Jaya, antara lain verecrop dan lightcycler 480, serta alat ekstraksi magna pure 98 dan cobas 6800 yang bekerja secara semiotomatis. Alat tersebut mampu mendeteksi sampel secara cepat dan akurat dengan kapasitas maksimal 1.400 sampel per harinya.

Tak hanya itu, RS Pertamina Jaya juga memiliki fasilitas drive thru swab test untuk masyarakat umum di halaman parkir RS Pertamina Jaya. Direktur Keuangan Pertamedika IHC, Catur Dermawan menjelaskan, kegiatan drive thru tes usap dilakukan mulai Senin sampai Jumat pukul 09.00 hingga pukul 14.00 WIB.

Saat pemeriksanaan tes usap, pasien tetap di dalam mobil dan petugas kesehatan akan melakukan memeriksa dari luar kendaraan. "Dengan teknologi laboratorium yang canggih, RSPJ menyiapkan swab test untuk masyarakat umum yang ingin memeriksakan secara mandiri dan hasilnya dapat diketahui pada H+1 yang disampaikan melalui Whatsapp (WA) atau email,” jelas Catur.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement