Rabu 14 Oct 2020 20:51 WIB

Nasib Anwar Ibrahim Masih 'Digantung' Raja

Raja tunda pertemuan dengan ketua partai karena ada kebijakan karantina Kuala Lumpur.

 Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim.
Foto: EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Putusan Anwar Ibrahim soal pengakuan dukungan mayoritas di parlemen masih 'digantung'. Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah menunda seluruh agenda pertemuan selama dua pekan sejak Rabu karena adanya kebijakan karantina di Kuala Lumpur, termasuk di lingkungan Istana Kerajaan.

"Penundaan demi mengurangi risiko penyebaran Covid-19," kata seorang pejabat istana.

Baca Juga

Keputusan itu pun memberi waktu lebih lama bagi Raja Abdullah untuk memutuskan apakah Anwar Ibrahim dapat menggantikan Muhyiddin Yassin sebagai perdana menteri dan membentuk pemerintahan baru.

Anwar telah bertemu Raja Abdullah, Selasa (13/10) dan menyerahkan bukti bahwa ia mendapat dukungan dari mayoritas anggota parlemen untuk membentuk pemerintahan baru. Bukti dukungan itu ditunjukkan ke Raja Abdullah beberapa bulan setelah Muhyiddin menjabat sebagai perdana menteri.

Raja Abdullah sebelumnya dijadwalkan bertemu sejumlah pemimpin partai politik untuk memverifikasi klaim Anwar. Namun, adanya kebijakan karantina selama dua minggu di Kuala Lumpur dan Selangor yang berlaku mulai hari ini, menyebabkan pertemuan itu terpaksa ditunda.

“Ya, karena kebijakan CMCO (karantina, red) dan isolasi di Istana Kerajaan Nasional, (pertemuan pun tertunda, red),” kata seorang pengurus istana, Ahmad Fadil Shamsuddin. Selama aturan karantina berlaku, banyak kegiatan masyarakat dibatasi, di antaranya termasuk acara pertemuan yang melibatkan sejumlah orang.

Pihak kerajaan akan mengumumkan tanggal pertemuan yang baru antara raja dan para ketua partai setelah aturan karantina itu dicabut.

Jika Anwar ditunjuk sebagai perdana menteri oleh raja, maka itu merupakan buah dari perjalanan panjang dia selama 22 tahun sebagai ketua kelompok oposisi. Dalam kurun waktu itu, Anwar sempat mendekam di penjara 10 tahun karena kasus sodomi — tuduhan yang ia bantah. Tidak hanya itu, apabila Anwar ditunjuk raja, maka akan ada perdana menteri ketiga yang memimpin Malaysia tahun ini.

Anwar lewat sesi jumpa pers, Senin, mengatakan ia menyerahkan dokumen ke raja demi membuktikan ia mendapatkan dukungan lebih dari 120 anggota parlemen dari total 222 orang.

Namun, pihak istana menyebut Anwar menyerahkan dokumen berisi jumlah anggota parlemen yang mendukung dirinya sebagai perdana menteri, tetapi tidak ada keterangan mengenai identitas mereka.

Raja berperan besar dalam upacara kenegaraan di Malaysia dan ia dapat menunjuk seseorang sebagai perdana menteri jika kandidat tersebut diyakini didukung oleh mayoritas anggota parlemen. Raja Abdullah pada Februari 2020 menunjuk Muhyiddin sebagai perdana menteri setelah Mahathir Mohamad tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatannya. Muhyiddin terpilih setelah raja berkonsultasi dengan anggota parlemen.

Muhyiddin didukung oleh mayoritas di parlemen, tetapi kalangan oposisi mengatakan ia berhasil menduduki pucuk kekuasaan karena berpindah haluan koalisi, bukan lewat pemilihan umum.

Malaysia mengumumkan 660 kasus COVID-19 baru dan empat korban jiwa, Selasa, sehingga total pasien positif mencapai 16.880 kasus dan 163 korban jiwa.

sumber : Reuters/antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement