REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden organisasi yang secara resmi mewakili para imam di Prancis itu mengatakan kepada orang tua murid untuk tak larut dan memastikan anak-anak mereka tidak jatuh ke dalam kebencian dan pembunuhan, menyusul pemenggalan kepala seorang guru di pinggiran barat laut Paris pada Jumat (16/10).
Presiden Konferensi Imam Prancis, Hassen Chalghoumi terus menerima ancaman pembunuhan karena kritiknya yang blak-blakan terhadap kegiatan mereka. Dia berbicara dengan penuh semangat di stasiun televisi Prancis BFMTV pada Senin pagi (19/10) setelah pemenggalan kepala seorang guru sekolah Prancis.
“Saya katakan kepada orang tua untuk bangkit. Mereka harus menjaga anak-anak mereka, anak-anak muda ini sebelum mereka menjadi penjahat dan pembunuh seperti Merah, Kouachi, Coulibaly, generasi kebencian itu,” kata dia mengutip nama beberapa ekstremis yang telah membunuh sejak 2012 di Prancis.
“Hal semacam ini bahkan tidak terjadi lagi di Baghdad atau Afghanistan. Itu membuat malu umat manusia,"ujar dia, dilansir di RFI, Senin (19/10).
Kemudian, Chalghoumi pergi ke Conflans Saint Honorine, kota tempat Samuel Paty dibunuh. "Kami mohon maaf karena dia dipenggal atas nama agama kami. Saya minta maaf kepada keluarganya."
Imam telah meminta semua masjid di Prancis untuk mendoakan Samuel Paty dan untuk Republik Prancis pada Jumat ini. "Kami memiliki semua hak kami di Prancis, kami memiliki hak yang sama seperti orang lain," kata dia.
Imam itu memuji Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin, yang mengumumkan kelompok anti-Islamofobia CCIF mungkin akan dibubarkan. Kelompok tersebut ada secara resmi untuk memerangi Islamofobia tetapi telah menjadi sasaran banyak kritik. Darmanin mengatakan ada alasan untuk percaya kelompok itu adalah musuh Republik.