Rabu 21 Oct 2020 10:52 WIB

Satgas Covid-19 Siaga Hadapi Libur Panjang Akhir Oktober

Selain pemantauan protokol kesehatan, juga operasi yustisi akan dilakukan petugas

Warga terjaring razia masker di depan Pasar Kranggan, Yogyakarta, Selasa (4/5). Hari pertama operasi non yustisi protokol kesehatan yang dilakukan oleh TNI, Polri, dan Satpol PP ini menyasar pengendara bermotor yang tidak menggunakan masker. Pengendara yang tidak bermasker disuruh membuat surat penyataan dan diberikan pengarahan bahaya Covid-19. Belum ada denda bagi pengendara yang tidak bermasker.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Warga terjaring razia masker di depan Pasar Kranggan, Yogyakarta, Selasa (4/5). Hari pertama operasi non yustisi protokol kesehatan yang dilakukan oleh TNI, Polri, dan Satpol PP ini menyasar pengendara bermotor yang tidak menggunakan masker. Pengendara yang tidak bermasker disuruh membuat surat penyataan dan diberikan pengarahan bahaya Covid-19. Belum ada denda bagi pengendara yang tidak bermasker.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Yogyakarta melakukan berbagai persiapan menghadapi libur panjang pada akhir Oktober. Liburan tersebut berpotensi meningkatkan jumlah kasus Covid-19 dengan mengintensifkan pemantauan protokol kesehatan tempat wisata secara acak.

“Tujuan dari monitoring dan pengecekan protokol kesehatan secara acak ini adalah untuk memastikan agar hotel, restoran, kafe, warung, dan destinasi wisata serta tempat lainnya benar-benar menjalankan protokol kesehatan secara ketat,” kata Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Rabu.

Selain ke tempat usaha dan jasa pariwisata, kataHeroe, juga akan dilakukan kegiatan penegakan yustisi terkait kedisiplinan penggunaan masker oleh masyarakat. Jika seluruh pelaku usaha dan masyarakat menjalankan protokol kesehatan secara ketat, maka Heroe berharap peningkatan kasus yang cukup signifikan usai libur panjang pada Agustus dapat ditanggulangi.

“Wisatawan yang berkunjung serta masyarakat di Kota Yogyakarta pun akan merasa sama-sama nyaman karena seluruh pihak sudah menjalankan protokol kesehatan secara ketat,” katanya.

Salah satu upaya yang saat ini dilakukan di Malioboro adalah dengan melakukan sosialisasi ke seluruh komunitas untuk menggunakan face shield selain memakai masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak.

Ia juga mengingatkan bahwa penerapan protokol kesehatan tidak hanya dilakukan untuk protokol yang bersifat umum saja yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak, tetapi ada pula protokol kesehatan yang bersifat khusus dan spesifik disesuaikan dengan karakteristik tempat usaha. “Misalnya ada pembatasan jumlah wisatawan dalam satu ruangan, pengaturan alur pengunjung dan pengaturan lainnya yang direkomendasikan,” katanya.

Selain itu, pelaku usaha jasa wisata juga diminta memiliki Tim Satgas Covid-19 yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan protokol kesehatan di tempat usaha masing-masing. “Jika ada temuan kasus, maka yang ditanya pertama kali adalah tim satgas-nya,” katanya.

Sebelumnya, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti juga menegaskan untuk meningkatkan berbagai langkah antisipasi menjelang libur panjang akhir Oktober. “Yang diutamakan adalah disiplin protokol kesehatan. Silahkan datang ke Yogyakarta tetapi pastikan bahwa anda benar-benar dalam kondisi yang sehat,” katanya.

Saat ini, lanjut dia, cukup lazim untuk menanyakan identitas kesehatan wisatawan yang datang sehingga akan lebih baik jika wisatawan dari luar daerah yang berkunjung ke Yogyakarta sudah mengantongi hasil tes cepat (rapid test) nonreaktif atau uji usap (swab) yang negatif.

 

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement