Rabu 21 Oct 2020 14:35 WIB

China Aid: Partai Komunis Sensor Kata 'Jesus' dan 'Kristus'

Otoritas China disebut meningkatkan pengawasan terhadap gereja-gereja.

Red: Teguh Firmansyah
Elite Partai Komunis China (ilustrasi).
Elite Partai Komunis China (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pengawasan terhadap agama di China menjadi perhatian internasional. Meski China berulangkali membantah mengekang kebebasan beragama, namun kalangan masyarakat sipil kerap mengeluhkan pembatasan yang dilakukan oleh Beijing.

Berdasarkan laporan VOA News, Selasa (20/10), Partai Komunis China mensensor teks agama dan buku yang dianggap subsversif, termasuk literatur yang didistribusikan oleh kalangan Krsitiani.

Baca Juga

Menurut keterangan China Aid, lembaga sipil Kristen yang fokus untuk meningkatkan kesadaran beragama di China, sensor-sensor mulai menghilangkan kata 'Christ' (kristus) dan 'Jesus' dari sejumlah publikasi, termasuk jaringan media sosial. Kata itu diganti oleh 'JD' dan 'YS'.  Kalangan kristiani disebut juga telah mengganti kata-kata yang sensitif itu untuk menghindari sensor online.

Masih dilaporkan VOA, otoritas China juga mengawasi gereja-gereja di sana. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah gereja dan salib yang dihancurkan oleh negara dengan sangkaan melanggar aturan.