Rabu 21 Oct 2020 17:58 WIB

PMI Solo Sediakan Terapi Plasma Konvalesen Pasien Covid-19

Ada beberapa kriteria donor plasma konvalesen.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yusuf Assidiq
Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Solo, Kunti Dewi Saraswati (baju putih), menunjukkan alat untuk pengambilan plasma bagi pendonor plasma konvalesen untuk diberikan kepada pasien Covid-19 yang sakit.
Foto: Republika/Binti Sholikah
Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Solo, Kunti Dewi Saraswati (baju putih), menunjukkan alat untuk pengambilan plasma bagi pendonor plasma konvalesen untuk diberikan kepada pasien Covid-19 yang sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Solo, Jawa Tengah, siap menyediakan terapi plasma konvalesen bagi pasien Covid-19. Terapi plasma konvalesen merupakan pemberian plasma darah dari pasien Covid-19 yang telah sembuh (penyintas) kepada pasien Covid-19 yang sakit.

Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Solo, Kunti Dewi Saraswati, menjelaskan donor plasma konvalesen berupa pengambilan darah dari penyintas Covid-19 dilakukan karena memiliki antibodi yang dapat digunakan untuk terapi pasien Covid-19 yang sakit.

Ada beberapa kriteria donor plasma konvalesen. Antara lain, penyintas membawa bukti RT-PCR beserta catatan medis, serta bebas dari keluhan atau gejala subjektif selama 14 hari sebelum donor. Hanya penyintas berjenis kelamin pria yang diperbolehkan melakukan donor plasma konvalesen.

Usia yang disyaratkan antara 18-60 tahun dengan berat badan minimal 55 kilogram. Syarat lainnya, bersedia menjadi pendonor plasma konvalesen dan lolos uji skrining laboratorium.

"Seberapa efisien terapi ini, yang kami tahu mayoritas berhasil, ada satu atau dua kurang berhasil karena kondisi pasien. Terapi ini tidak diperuntukan untuk semua pasien Covid-19. Juga bukan berarti tidak punya risiko, sama seperti tranfusi lainnya tetap ada risiko, apalagi pasien yang moderat. Namun, lebih banyak yang sembuh," terang Kunti, saat jumpa pers di Gedung PMI Solo.

Dalam terapi plasma konvalesen, lanjutnya, PMI Solo bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi Solo, RS Universitas Sebelas Maret (UNS), RSUP dr Suraji Tirtonegoro Klaten, serta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Hingga saat ini, PMI Solo sudah melakukan plasma konvalesen untuk membantu penyembuhan pasien Covid-19 sebanyak sembilan kali. Rinciannya, tujuh kali dengan RS Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi solo, dua kali dengan RSUP dr Suraji Tirtonegoro Klaten.

Selain itu, PMI Solo dalam tahap diskusi dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kerja sama dilakukan sejak April 2020. "Ini terapi tambahan. Kalau dengan terapi-terapi yang saat ini sudah berhasil sembuh, maka tidak perlu dengan terapi plasma konvalesen," imbuhnya.

Kunti menjelaskan, teknik pengambilan darah dalam donor plasma konvalesen berbeda dengan donor darah biasa. Volume yang diambil juga berbeda. Donor darah biasa diambil satu kantong darah lengkap sebanyal 350/450 mililiter.

Sedangkan plasmapheresis atau plasma konvalesen hanya diambil salah satu komponennya, yakni plasma. "Plasmapheresis kami lakukan pengambilan sebanyak 500 mililiter, dengan pembagian 400 mililiter dibagi lagi menjadi dua kantong diberikan kepada pasien, dan 100 mililiter untuk arsip," ungkapnya.

Selama ini, donor plasma konvalesen hanya dilakukan jika ada permintaan dari rumah sakit dalam dan luar Kota Solo. Sehingga PMI tidak memiliki stok. Sistemnya, jika dibutuhkan donor plasma baru dilakukan pengambilan, dan langsung diberikan kepada pasien terkonfirmasi Covid-19.

Meski demikian, Kunti menegaskan, PMI Solo siap selama 24 jam melakukan pengambilan donor plasma jika sewaktu-waktu dibutuhkan pasien termasuk juga pedonornya. "Kami juga diminta menyetok karena permintaan sudah cukup besar, apalagi plasmanga bisa disimpan sampai satu tahun," ujar dia.

Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) PMI Kota Solo, Sumartono Hadinoto menambahkan, PMI Solo siap menyediakan plasma konvalesen, apapun golongan, rhesus, jenis, dan jumlahnya. Menurut dia, donor plasma konvalesen risikonya kecil, karena PMI Solo melakukan pengambilan plasma sesuai standar.

"Saat ini kami telah siap dalam penyediaan plasma dengan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan rumah sakit tempat pasien dirawat. Untuk itu melalui media sosial dan sosialisasi kepada masyarakat PMI Solo mengajak kepada seluruh masyarakat penyintas/mantan pasien yang telah sembuh untuk turut membantu proses penyembuhan pasien Covid-19 melalui donor plasma," jelas Sumartono.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement