Rabu 21 Oct 2020 18:59 WIB

Pemprov DKI Masih Tiadakan CFD

CFD dilarang karena masyarakat cenderung berkumpul saat berolahraga.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Indira Rezkisari
Warga berolahraga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di Jakarta. Selama PSBB transisi jilid 2, Pemprov DKI masih melarang CFD.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Warga berolahraga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di Jakarta. Selama PSBB transisi jilid 2, Pemprov DKI masih melarang CFD.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi jilid 2. Namun, hingga kini kegiatan hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) atau car free day masih tetap ditiadakan.

"Sampai hari ini car free day (CFD) belum dibuka," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria di Gedung Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (21/10).

Baca Juga

Alasannya, jelas Riza, pelaksanaan CFD berpotensi terjadinya penularan Covid-19. Sebab, masyarakat cenderung berkumpul sebelum maupun setelah berolahraga di kawasan CFD.

"Waktu bersepeda mereka berjarak kan, tidak bisa dekatan. Tapi sebelum dan sesudah bersepeda kongkow-nya, kumpulnya sambil istirahat dan mengobrol," papar Riza.

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta kembali memberlakukan PSBB transisi mulai tanggal 12-25 Oktober 2020. Ada beberapa pelonggaran yang dilakukan bagi bidang usaha, mulai dari pembukaan kembali bioskop hingga pengunjung restoran diperbolehkan makan di tempat atau dine in. Sedangkan, pelaksanaan resepsi pernikahan masih dilarang.

Untuk bioskop, hanya diizinkan buka dengan kapasitas pengunjung maksimal 25 persen. Namun, ada sejumlah prosedur yang harus dilalui agar pengelola bisa membuka kembali bioskopnya. Manajemen bioskop harus mengajukan proposal permohonan persetujuan untuk membuka usahanya yang ditujukan kepada Dinas Parekraf DKI Jakarta.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement