REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga di Jakarta pada Rabu berusaha menjernihkan rumor mengenai penanganan air tercemar zat radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang rencananya akan dibuang ke laut.
Dalam kesempatan itu, ia memastikan Pemerintah Jepang belum membuat keputusan final terkait nasib limbah radioaktif dari PLTN Fukushima Daiichi. Namun ia menyebut pihaknya akan menetapkan kebijakan mengenai masalah tersebut secepatnya.
"Penanganan air (terkontaminasi radioaktif) ini tidak dapat ditunda lagi. Kami bertanggung jawab memutuskan (penanganan limbah) secepatnya," kata PM Suga saat menjawab pertanyaan wartawan pada jumpa pers terbatas bersama media Jepang dan Indonesia.
Suga menjelaskan permasalahan terkait pembuangan limbah radioaktif Fukushima ke laut masih didalami oleh kalangan internal pemerintah.
"Kami masih memperdalam diskusi (mengenai limbah radioaktif, red) di internal, dan kami akan berusaha menjernihkan rumor yang merugikan (terkait isu limbah radioaktif, red)," ujar Suga di Jakarta pada hari terakhir lawatannya ke Indonesia.
Beberapa media Jepang pekan lalu melaporkan pemerintah berencana membuang lebih dari satu juta ton air yang terkontaminasi zat radioaktif ke laut. Sedikitnya hampir 1,2 juta ton limbah radioaktif saat ini masih tersimpan di tangki-tangki air berukuran besar di PLTN Fukushima Daiichi.
Tokyo Electric Power Company (TEPCO), pengelola PLTN Fukushima Daiichi, telah mengamankan jutaan ton air yang tercemar zat radioaktif setelah reaktor nuklir di PLTN itu rusak akibat gempa bumi dan tsunami pada 2011.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Perindustrian Jepang Hiroshi Kajiyama pekan lalu juga menegaskan pemerintah belum membuat keputusan final mengenai nasib limbah radioaktif tersebut.
"Untuk mencegah tertundanya proses pemulihan lingkungan, kami harus membuat keputusan secepatnya," kata Kajiyama sebagaimana dikutip dari Reuters pada 16 Oktober 2020.
Namun, PM Suga dan Kajiyama tidak menjelaskan tanggal pasti atau perkiraan waktu keputusan final mengenai limbah radioaktif di Fukushima akan diumumkan ke publik. Limbah radioaktif umumnya harus melalui proses penyaringan terlebih dahulu sebelum dilepaskan ke laut.
Walaupun demikian pada 2018 Tokyo Electric meminta maaf dan mengakui bahwa sistem penyaringannya tidak sepenuhnya dapat memisahkan material radioaktif dari limbah cair. Pihak pengelola mengatakan masih ada zat tritium, isotop radioaktif dari hidrogen, yang sulit dipisahkan dari limbah cair. Beberapa pihak meyakini tritium tidak begitu berbahaya jika dilepaskan ke laut.
Akan tetapi, asosiasi pengusaha perikanan di Jepang mendesak pemerintah agar membatalkan rencana pembuangan limbah radioaktif ke laut. Korea Selatan tahun lalu telah memanggil kepala perwakilan Jepang untuk menjelaskan rencana pemerintah terhadap limbah radioaktif di Fukushima.