REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Desa Devisa Kakao binaan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) di Desa Nusasari, Jembrana, Bali kembali mengekspor produknya beberapa waktu lalu. Para petani kakao yang tergabung dalam Koperasi Kerta Semaya Samaniya (KSS) mengekspor 12 ton biji kakao fermentasi organik ke Den Haag, Belanda senilai Rp 600 juta.
Corporate Secretary LPEI Agus Windiarto menjelaskan, ekspor tersebut dilakukan secara mandiri atau tanpa melalui pihak ketiga atas dukungan LPEI yang bekerja sama dengan Bea Cukai Denpasar.
"Dalam hal ini, LPEI memahami kesulitan KSS dalam menjalankan ekspor saat pandemi ini. Setelah berkoordinasi dengan Bea Cukai Denpasar, akhirnya masalah itu dapat diatasi, bahkan akhirnya dapat melakukan ekspor secara mandiri," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Kamis (22/10).
Dalam kondisi pandemi Covid-19, Koperasi KSS mengalami kesulitan untuk mengirim sampel produk kakao ke negara tujuan. Di antaranya karena bisnis buyer yang terhenti di Eropa hingga kesulitan memenuhi proses administrasi dan pemeriksaan produk dan dokumen.