Kamis 22 Oct 2020 16:45 WIB

39 Nakes Positif, Layanan RSUD Gunung Jati Tutup Sementara

39 tenaga kesehatan positif di antaranya dokter, bidan, perawat, hingga petugas RS.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Alat PCR. Ilustrasi
Foto: Umarul Faruq/ANTARA FOTO
Alat PCR. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sebanyak 39 orang tenaga kesehatan di RSUD Gunung Jati Cirebon dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Sebab itu pelayanan di rumah sakit tersebut ditutup sementara.

"Pelayanan hari ini tutup dulu sampai 27 Oktober 2020. Nanti buka lagi pada 28 Oktober 2020,’’ ujar Dirut RSUD Gunung Jati Cirebon Ismail Jamaludin, Kamis (22/10).

Penutupan ditujukan untuk ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD), poliklinik, pelayanan laboratorium bagi pasien dari luar, dan pelayanan radiologi untuk pasien dari luar. Sedangkan layanan pemeriksaan PCR, saat ini difokuskan untuk karyawan RSUD Gunung Jati.

Dengan penutupan itu, maka pelayanan saat ini hanya diperuntukkan bagi pasien di dalam yang sedang menjalani rawat inap. Layanan laboratorium dan radiologi juga masih dibuka bagi para pasien tersebut.

Selain itu, lanjut Ismail, pelayanan juga masih dibuka khusus bagi pasien Covid-19 yang mengalami kondisi berat. Namun, hal itu juga dengan seleksi yang betul-betul ketat dan selama tempat tidurnya masih tersedia.

Ismail mengatakan, terungkapnya 39 nakes yang positif Covid-19 itu berasal dari tracing yang dilakukan hingga Rabu (21/10) sore. Kegiatan pelacakan saat ini masih berjalan. Begitu pula pemeriksaan swab bagi orang-orang yang merupakan kontak erat dari kasus.

Ismail menyebutkan, 39 nakes yang dinyatakan positif Covid-19 itu di antaranya terdiri dari dokter umum, dokter spesialis, bidan, perawat, petugas laboratorium, dan petugas administrasi. Di antara mereka, ada yang kini menjalani perawatan di RSUD Gunung Jati karena mengalami gejala.

‘’Adapula yang OTG,’’ terang Ismail.

Bagi nakes yang masuk kriteria OTG, lanjut Ismail, ada yang menjalani isolasi di Hotel Ono’s maupun Hotel Langensari. Namun, adapula yang menjalani karantina mandiri di rumah karena rumahnya dinilai layak sebagai tempat karantina. ‘’Cuma tetap kita monitor,’’ tukas Ismail.

Ismail menambahkan, hingga saat ini, total karyawannya yang menjalani pemeriksaan swab mencapai sekitar 150 orang. Pemeriksaan swab itu diprioritaskan bagi mereka yang mengalami kontak erat terlebih dulu.

"Nanti kita bagi ada ring satu, dua dan tiga. Untuk saat ini, kita prioritas yang kontak erat dulu,’’ ujar Ismail.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement