REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) masih melakukan persiapan untuk melepas beberapa anak usahanya. Price WaterhouseCoopers (PWC), Konsultan Management dan Hukum dalam proses restrukturisasi Holding dan Subholding Pertamina mengungkapkan ada tiga sampai lima anak usaha Pertamina yang berpotensi masuk dalam rencana Initial Public Offering (IPO).
Partner PwC Consulting Lenita Tobing menjelaskan, selain aspek internal, dalam proses IPO maka juga harus turut mempertimbangkan aspek pasar. Namun, dari kajian yang ada saat ini maka ada sekitar tiga hingga lima anak usaha Pertamina yang dinilai bisa masuk dalam rencana IPO.
"Masih kajian belum bisa pastikan mana yang duluan, dalam roadmap ada 3 sampai 5 perusahaan yang dalam dua tahun kedepan bisa IPO," ungkap Lenita dalam diskusi virtual, Kamis (22/10).
Lenita melanjutkan, anak usaha atau subholding yang di IPO pun haruslah perusahaan yang stabil secara finansial, memiliki bisnis mumpuni serta tidak menjalankan program penugasan dari pemerintah.
Ia memastikan, proses persiapan sebelum IPO bakal memakan waktu 9 bulan hingga 2 tahun. Terlebih saat ini Pertamina dan PwC sebagai konsultan masih merampungkan masa transisi sebagai bagian dari proses restrukturisasi Pertamina.
Sementara itu, rencana IPO juga diprediksi belum akan dilakukan dalam waktu dekat pasalnya kondisi pasar akibat pandemi Covid-19 dinilai belum ideal. "Dari sisi market mungkin belum saatnya untuk kita IPO saat krisis ini. Jadi banyak faktor yang harus diperhatikan," ujar Lenita.