Ahad 25 Oct 2020 12:13 WIB

Antisipasi Libur Panjang, AP II Terapkan Regulasi Ketat

Diprediksi ada peningkatan penumpang setelah stimulus sebesar 9 persen.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) memastikan akan mengantisipasi lonjakan penumpang saat libur panjang akhir Oktober 2020.
Foto: Dok Angkasa Pura II
PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) memastikan akan mengantisipasi lonjakan penumpang saat libur panjang akhir Oktober 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) memastikan akan mengantisipasi lonjakan penumpang saat libur panjang akhir Oktober 2020. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengtakan tetap memperketat penerapan regulasi operasional bandara saat masa pandemi Covid-19. 

Terlebih, Awaluddin menilai libur panjang akhir Oktober 2020 juga akan dipengaruhi dengan adanya stimulus penerbangan dari pemerintah. Stimulus tersebut diberikan kepada penumpang pesawat melaui penghapusan biaya aiport tax di 13 bandara sehingga membuat harga tiket lebih murah. 

“Karena ini (stimulus) baru dan minggu depan sudah libur panjang banyak yang sudah beli tiket. Prediksi kami akan ada peningkatan tujuh sampai sembilan persen penumpang setelah ada stimulus,” kata Awaluddin dalam diskusi virtual, Sabtu (24/10). 

Agar tidak terjadi penumpukan penumpang di bandara, Awaluddin menegaskan AP II tetap melakukan penyesuaian kapasitas. Khususnya penyesuaian utilitas untuk gedung terminal dan ruang udara di bandara. 

“Patokan kita saat waktu sibuk, kapasitas harus 50 persen tidak boleh lebih. Sehingga ini berdampak pada utilitas gedung terminal dan sisi udara,” tutur Awaluddin. 

Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto mengatakan untuk memastikan keamanan transportasi saat libur panjang, tetap memperketat sesuai aturan dari Gugus Tugas Covid-19. Novie menegaskan, operasional pesawat akan dibatasi tetap 70 persen dari kapasitas. 

"Kami juga rutin cek perawatan pesawat dari sisi keamanan dan kesehatan  jadi bisa dikatakan dapat kita jamin," ujar Novie. 

Novie menambahkan, semua pesawat yang beroperasi juga sudah menggunakan teknologi HEPA. Novie menuturkan, 80 persen diantaranya teknologi tersebut dibuat pada 2000 sehingga sangat sesuai untuk digunakan saat pandemi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement