REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Banjir melanda beberapa wilayah di Kota Bekasi. Banjir kali ini, tak diawali oleh adanya hujan deras berjam-jam, melainkan kiriman dari hulu Kali Bekasi dan pertemuan Kali Cileungsi dan Cikeas.
Warga Pondok Gede Permai, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Ireta Salsabila (23 tahun) menuturkan, banjir datang pada Sabtu malam (24/10). Pada Ahad pagi, kondisi banjir sudah mulai surut, tapu masih setinggi paha orang dewasa.
“Tadi pagi banjirnya sudah segini (paha orang dewasa). Sudah surut lah, siang ini mau mulai bersih-bersih,” kata Ireta kepada Republika. Dikatakan Ireta, banjir yang terjadi Sabtu malam tadi tidak separah saat awal tahun 2020.
Sementara Ryzko Tama, (27), warga Pondok Gede Permai yang lain mengatakan, banjir yang terjadi di wilayah rumahnya tak terjadi karena hujan.
Namun, terjadi akibat kenaikan debit Kali Cileungsi-Kali Bekasi dan Cikeas. Batas normal TMA Kali Cileungsi-Kali Bekasi 350 cm, tapi pada Sabtu (24/10) malam ketinggian mencapai 740 cm.
Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPDB Kota Bekasi Hendra mengatakan, saat ini banjir berangsur surut. Menurut dia, banjir yang terjadi pada Sabtu malam memang akibat adanya luapan di pertemuan Kali Cileungsi dan Cikeas.
“Di Cileungsi kemarin sekitar pukul 19.00 WIB masih hujan deras, makanya kan kita ada peringatan dini sekitar dari hulu kita sudah bisa memperkirakan dua sampai tiga jam air akan mengarah ke Kota Bekasi,” jelas Hendra kepada wartawan.
“Sekitar 2-3 jam kita petugas berupaya menginformasikan ke masyarakat untuk evakuasi mandiri,” ujarnya.
Selain Pondok Gede Permai, banjir juga terjadi di beberapa titik seperti di Perumahan Villa Jatirasa Kecamatan Jatiasih, Perumahan Pondok Mitra Lestari Kecamatan Jatiasih, Perumahan Kemang IFI, Perumahan Jaka Kencana, Gang Mawar VI RT 008/003 Kecamatan Margahayu, Gang Kalimaya Patal Bekasi serta Kampung Lebak Teluk Pucung. Ketinggian banjir bervariasi mulai dari satu meter hingga dua meter.
Hendra menuturkan, akibat adanya banjir sebanyak 80 orang warga Pondok Gede Permai, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, mengungsi di Kantor Logistik dan Peralatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kota Bekasi, Ahad (25/10).
“Yang mengungsi kalau di PGP 80 orang, yang lainnya ada yang di tempat lain mengungsi bervariasi tergantung wilayah terdampak, PGP Jatirasa juga ada lagi proses masih di rumah tetangga,” ujar dia.
Dia menyebut, sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di BPBD, evakuasi warga dilakukan dengan mempertimbangkan ketinggian air. Apabila masih setinggi satu meter dan warga tinggal di lantai dua atau tiga, maka warga boleh memilih untuk tetap bertahan di rumah dengan tetap dipantau.