REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Luca Modric bersama Sergio Ramos akan habis masa kontraknya akhir musim ini. Real Madrid harus memutuskan masa depan dua pemain paling ikonik di Santiago Bernabeu itu saat ini.
Tanpa Modric dan Ramos, skor di Camp Nou saat duel El Clasico kontra Barcelona pada Sabtu (24/10) lalu bisa terlihat sangat berbeda. Setelah pertandingan, pemain Kroasia itu disambut ke dalam pesawat tim oleh presiden klub Florentino Perez dengan kaos peringatan 350 pertandingannya untuk klub.
Penampilan Modric melawan Barcelona menunjukkan bahwa ketika ia dalam kondisi terbaiknya, diistirahatkan dan diurus, tidak ada pemain yang seperti dia. Akan menjadi kesalahan untuk membiarkan dia pergi secara gratis ketika kontraknya berakhir pada bulan Juni.
Dalam wawancara dengan Four Four Two, baru-baru ini, pemain berusia 35 tahun itu mengatakan bahwa ia bahagia di Madrid dan ingin tetap di Santiago Bernabeu. Ia akan berusaha membuat keputusan terbaik untuk semua pihak.
Modric, seperti dilansir Marca sebelumnya, dengan senang hati mengurangi gajinya untuk bertahan karena ia ingin gantung sepatu sebagai pemain Real Madrid. Dengan kontraknya yang akan habis musim panas nanti, Modric bisa bernegosiasi dengan klub manapun mulai 1 Januari. Tapi preferensinya adalah memberikan prioritas penanganan Real Madrid.
"Saya masih memiliki sisa tahun ini bersama Real Madrid dan setelah itu kita akan melihat apa yang terjadi. Saya merasa baik dan saya ingin terus bermain sepak bola untuk satu tahun lagi," kata Modric.
Baik sebagai starter atau pemain pengganti, laga El Clasico sekali lagi menunjukkan bahwa Modric memiliki bakat yang pernah membuatnya menjadi pemenang Balon d'Or dan starter yang tak terbantahkan untuk pelatih Madrid Zinedine Zidane.
Sekarang, di usia 35 tahun, wajar jika ada keraguan. Tetapi Modric jelas ingin menunggu hingga akhir musim untuk memutuskan kontrak terakhirnya di sepak bola. Ia berharap tetap bertahan untuk Real Madrid.