Selasa 27 Oct 2020 17:39 WIB

Sri Mulyani Pastikan Pengadaan Vaksin Dilakukan Hati-Hati 

Vaksin harus mengikuti tahapan uji klinis secara benar dan memenuhi kajian ilmiah.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, pemerintah masih menunggu penyelesaian tahapan uji klinis calon vaksin yang akan didatangkan ke Indonesia.
Foto: EPA/Bagus Indahono
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, pemerintah masih menunggu penyelesaian tahapan uji klinis calon vaksin yang akan didatangkan ke Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, pemerintah masih menunggu penyelesaian tahapan uji klinis calon vaksin yang akan didatangkan ke Indonesia. Sembari menunggu, pemerintah kini sedang menyusun rencana detail proses vaksinasi, melakukan simulasi di beberapa daerah hingga mempersiapkan fasilitas kesehatan. 

Sri menjelaskan, Presiden Joko Widodo meminta agar pelaksanaan vaksin dilakukan dengan aman dan efektif. Artinya, vaksin harus mengikuti tahapan uji klinis secara benar dan memenuhi aspek kajian ilmiah maupun standar kesehatan yang diadopsi dari internasional.

Baca Juga

"Jadi, Indonesia tidak akan gunakan standar berbeda, kita gunakan standar yang sama dengan internasional," ujarnya dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) secara virtual, Selasa (27/10). 

Sri menjelaskan, kehati-hatian dilakukan untuk memberikan keyakinan bahwa kita tidak mempercepat atau melakukan mekanisme dan standar sendiri. Sebab, langkah ini akan menimbulkan persepsi keraguan dari keamanan vaksin tersebut.

Sambil menunggu, Sri menambahkan, pemerintah menyusun rencana detail pengadaan vaksin dan proses vaksinasinya. Pasalnya, jumlah dosis yang dibutuhkan Indonesia terbilang banyak, yaitu harus memenuhi setidaknya 267 juta penduduk. 

Di sisi lain, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga sudah melakukan simulasi uji coba vaksinasi di Bogor, Bali dan Ambon. Sri menjelaskan, langkah ini untuk melihat kemungkinan implementasi vaksinasi dengan jumlah penduduk yang banyak dan lokasi beragam. 

Pemerintah juga akan memaksimalkan fasilitas kesehatan terkait vaksinasi. Salah satunya, cold storage atau tempat pendingin untuk menyimpan vaksin. 

Sri menjelaskan, menurut data dari Kemenkes, 90 persen dari cold storage yang dimiliki Indonesia sudah memenuhi standar WHO untuk menyimpan vaksin kelak. Meski sudah banyak, pengadaan cold storage yang memenuhi kriteria WHO harus ditambah. 

"Agar kita bisa cakup seluruh perangkat vaksinasi yang aman dan bisa sesuai dengan standar internasional," kata Sri.

Pemantauan juga terus dilakukan terhadap vaksin Merah Putih yang dikembangkan di dalam negeri. Sri berharap, langkah-langkah ini dapat membuat Indonesia menjadi negara yang terus mengikuti perkembangan vaksin. Berbagai persiapan juga diharapkan Sri dapat membantu Indonesia menjadi negara pertama atau urutan paling awal yang melakukan vaksinasi.

"Sehingga bisa memberikan dampak confidence dan pemulihan ekonomi," tuturnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement