Kamis 29 Oct 2020 14:35 WIB

Kasus Infeksi Covid-19 India Tembus Delapan juta

India menjadi negara dengan kasus terkonfirmasi terbanyak kedua setelah AS

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
 Muslim Kashmir berdoa di dalam Kuil di Srinagar, ibu kota musim panas Kashmir India, 02 Oktober 2020. India memiliki total kasus COVID-19 tertinggi kedua yang dikonfirmasi di dunia.
Foto: EPA-EFE/FAROOQ KHAN
Muslim Kashmir berdoa di dalam Kuil di Srinagar, ibu kota musim panas Kashmir India, 02 Oktober 2020. India memiliki total kasus COVID-19 tertinggi kedua yang dikonfirmasi di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI--Total jumlah kasus infeksi Covid-19 di India tembus delapan juta. Meski demikian angka kasus positif harian pada Kamis (29/10) menyentuh titik terendahnya pada pekan ini.

Muncul kekhawatiran angka kasus harian meningkat saat musim festival dan musim dingin tiba. India menjadi negara dengan kasus terkonfirmasi terbanyak kedua setelah AS yang telah mengumumkan 8,8 juta kasus positif.

Baca Juga

Kementerian Kesehatan India melaporkan dalam 24 jam terakhir kasus infeksi virus corona di negara itu bertambah 49.881 dan kasus kematian bertambah 517. Total jumlah pasien Covid-19 yang meninggal di negara itu menjadi 120.527 orang.  

Kehidupan di India mulai kembali seperti sebelum pandemi menerpa. Toko-toko, kantor, stasiun kereta bawah tanah, dan bioskop kembali dibuka. Negara bagian terbesar ketiga yakni Bihar juga menggelar pemilihan daerah.

Pakar kesehatan memperingatkan melemahnya kepatuhan masyarakat dalam pemakaian masker dapat memicu gelombang kedua wabah virus corona. Jumlah kasus infeksi di India meningkat tajam, pada Agustus bertambah dua juta dan pada September bertambah tiga juta.

Namun pada pertengahan September penyebaran mulai terlihat melambat. Di titik tertingginya, India melaporkan 97.846 kasus infeksi dan 1.275 kasus kematian dalam satu hari.

Kementerian Kesehatan India melaporkan lebih dari 7,3 juta orang telah sembuh dari Covid-19. Pakar virus Dr T. Jacob John mengatakan di sebagian besar India kurva kasus infeksi tidak pernah menjadi rata.

Menurutnya jumlah orang yang rentan dengan virus tersebut telah menurun. Ia memperingatkan ada kemungkinan jumlah kasus infeksi meningkat lagi pada musim festival.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement