Jumat 30 Oct 2020 16:19 WIB

Banyak Dikecam, Charlie Hebdo Tetap Bangga Provokasi Islam

Charlie Hebdo kerap berlindung dibalik kebebasan berekspresi.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Banyak Dikecam, Charlie Hebdo Tetap Bangga Provokasi Islam. Majalah Prancis Charlie Hebdo.
Foto: EPA/Ian Langsdon
Banyak Dikecam, Charlie Hebdo Tetap Bangga Provokasi Islam. Majalah Prancis Charlie Hebdo.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Berulang kali diancam, dibom dan diserang dalam serangan yang menewaskan belasan anggota staf, tetapi surat kabar Prancis satir Charlie Hebdo tidak berhenti mengolok-olok Islam.

Banyak kritikus surat kabar di seluruh dunia mengatakan staf editorialnya selalu berusaha menyerang Islam. Orang-orang yang bekerja untuk Charlie Hebdo selalu menyerukan intoleransi, penindasan, dan bentuk politik Islam yang mengancam demokrasi. 

Baca Juga

Dengan dalih kebebasan berekspresi, publikasi tersebut masih rutin mendorong batas-batas undang-undang ujaran kebencian Prancis dengan karikatur seksual eksplisit yang menyerang atau menyinggung hampir semua orang. Charlie Hebdo telah banyak menerbitkan konten yang mencela para migran anak yang meninggal, korban virus, pecandu narkoba yang sekarat, para pemimpin dunia, neo-Nazi, paus, uskup, pemimpin Yahudi, dan tokoh agama, politik, dan hiburan lainnya. 

Mingguan ini menampilkan kartun pemakaman guru yang dipenggal, menunjukkan petugas membawa dua peti mati, satu untuk tubuh, satu untuk kepala. Sejak persidangan dibuka bulan lalu atas serangan 2015 yang menewaskan 12 kartunisnya, surat kabar tersebut mencatat persidangan setiap hari dan menghabiskan hampir setengah dari sampul mingguannya untuk mengejek ekstremisme.