Jumat 30 Oct 2020 19:58 WIB

Gelombang Arus Balik Diprediksi Sabtu dan Minggu

Penumpang arus balik diimbau mengatur jadwal agar tidak terjadi kerumunan

Sejumlah kendaraan mengantre menunggu jalan untuk dibuka saat diberlakukan sistem one way di akses keluar Tol Jagorawi, Gadog, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (30/10). Hari ketiga libur cuti bersama dan Maulid Nabi Muhammad SAW arus lalu lintas kawasan wisata puncak terpantau ramai lancar dan masih diberlakukan sistem one way untuk mengurai kepadatan kendaraan. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah kendaraan mengantre menunggu jalan untuk dibuka saat diberlakukan sistem one way di akses keluar Tol Jagorawi, Gadog, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (30/10). Hari ketiga libur cuti bersama dan Maulid Nabi Muhammad SAW arus lalu lintas kawasan wisata puncak terpantau ramai lancar dan masih diberlakukan sistem one way untuk mengurai kepadatan kendaraan. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Operator Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, memprediksi gelombang arus balik libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW terjadi pada Sabtu (31/10) dan Minggu (1/11).

"Prediksi kita akhir pekan ini akan jadi puncak arus balik," kata Kepala Terminal Kampung Rambutan, Made Jhoni, di Jakarta, Jumat (30/10). Made mengatakan puncak arus mudik terjadi pada Rabu (27/10) mencapai kisaran 1.500 penumpang. Mereka bergerak ke arah Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Jawa Barat.

Memasuki hari ke tiga libur panjang, Jumat,  jumlah penumpang yang berangkat dari Terminal Kampung Rambutan mulai menurun. "Kalau hari ini sepertinya enggak sampai 1.000," katanya. 

Terhitung pada pada Jumat siang, jumlah penumpang yang berangkat mencapai 269 orang."Angka ini menurun sejak puncak mudik hari Rabu (28/10) mencapai 1.500 orang," katanya.

Sedangkan pada Kamis (29/10), kata Jhoni, jumlah penumpang hingga siang hari yang diberangkatkan sebanyak 400 orang. Jhoni mengimbau kepada penumpang arus balik untuk mengatur waktu kembali ke Jakarta di luar arus puncak guna mengantisipasi kerumunan dalam satu lokasi. "Kita juga perlu antisipasi jangan sampai kedatangan penumpang dalam waktu bersamaan bisa berdampak pada penularan Covid-19," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement