Rabu 04 Nov 2020 10:29 WIB

Ketua MPR Dukung Erdogan dan Jokowi Kecam Macron

Penduduk Indonesia dan Turki perlu menghadirkan wajah Islam yang harmonis.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua MPR Bambang Soesatyo.
Foto: MPR
Ketua MPR Bambang Soesatyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Mejalis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Bambang Soesatyo mengatakan dalam pertemuan dengan Ketua Majelis Agung Nasional Turki, Mustafa Sentop pada Selasa (3/11), pimpinan MPR mendukung sikap tegas Presiden Turki Erdogan yang mengecam keras Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Macron dalam penyataannya dinilai menghina agama Islam dengan menuding, Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia. Macron juga mendukung pemuatan karikatur Nabi Muhammad SAW di kantor pemerintahan.

"Sebagai Pimpinan MPR RI, saya juga mendukung sikap tegas Presiden RI Joko Widodo yang turut mengecam keras pernyataan Presiden Prancis yang berpotensi memecah belah kerukunan antar-umat beragama di dunia," kata Bambang Soesatyo alias Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (2/11).

Hal itu dikatakan Bamsoet saat bertemu Ketua Majelis Agung Nasional Turki, Mustafa Sentop, di Ankara, Turki, Rabu. Politikus Partai Golkar itu mengatakan, Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, sudah sepatutnya mendukung kecaman keras Presiden Erdogan terkait pernyataan Presiden Prancis yang dinilai menghina Islam.

Menurut dia, Indonesia memiliki kepentingan untuk menyuarakan perdamaian, karena agama apapun tidak pernah mengajarkan untuk saling menghina agama lain ataupun berbuat kekerasan.

"Bahkan dalam Islam diajarkan, mereka yang bukan saudaramu dalam seiman, adalah saudaramu dalam kemanusiaan. Islam adalah rahmatan lil alamin. Jika penduduk muslim mengamalkan Islam yang rahmatan lil alamin, niscaya benturan antar-peradaban yang mengatasnamakan agama bisa terhindarkan," ujar Bamsoet.

Dia mengemukakan, negara berpenduduk Muslim, seperti Indonesia dan Turki perlu menghadirkan wajah Islam yang harmonis. Pasalnya, penduduk non-Muslim tidak mempelajari Alquran dan hadist, melainkan mereka mempelajari perilaku umat

Menurut Bamsoet, atas dasar itu, parlemen Turki ikut mendukung MPR RI memiliki yang gagasan membentuk Majelis Syuro Dunia sebagai forum kerja sama bagi negara-negara yang memiliki sistem parlemen sama.

"Itu untuk mengisi ruang kosong yang selama ini ditinggalkan berbagai forum lembaga legislatif internasional seperti International Parliamentary Union (IPU) dan Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC), yakni dalam mendorong perdamaian, keamanan, demokrasi, HAM, dan toleransi antar umat beragama," tutur Bamsoet.

Dalam kesempatan tersebut, Bamsoet juga menyampaikan duka cita mendalam atas musibah bencana gempa bumi yang menghantam Laut Aegean dan berdampak di beberapa wilayah di Turki, khususnya Izmir, pada Sabtu (30/10), yang hingga saat ini tercatat sudah 79 warga meninggal dunia, dan 962 orang terluka.

"Bangsa Indonesia mendoakan dan mendukung agar semua proses recovery pascagempa dapat berjalan lancar. Sehingga, masyarakat yang terdampak dapat segera pulih dan bangkit dari musibah tersebut," ujarnya.

Turut hadir dalam kunjungan kerja pimpinan MPR, antara lain para Wakil Ketua MPR, antara lain Syarifuddin Hasan dan Fadel Muhammad. Selain itu, anggota MPR RI dari unnsur DPR Mohammad Ichsan Firdaus dan anggota MPR dari unsur DPD Djafar Alkatiri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement