Kamis 05 Nov 2020 10:45 WIB

Cile akan Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari AstraZeneca

Vaksin Covid-19 dari AstraZeneca akan diberikan kepada masyarakat rentan Cile

Red: Nur Aini
AstraZeneca merupakan salah satu perusahaan yang sedang mengembangkan vaksin Covid-19 di dunia.
Foto: EPA-EFE/DAN HIMBRECHTS AUSTRALIA AND NEW ZEA
AstraZeneca merupakan salah satu perusahaan yang sedang mengembangkan vaksin Covid-19 di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO -- Presiden Cile Sebastian Pinera pada Rabu (4/11) mengatakan regulator kesehatan negara tersebut memberikan lampu hijau bagi uji klinis vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca.

Pinera menuturkan uji klinis AstraZeneca akan menyusul uji klinis Johnson & Johnson Amerika yang sudah berjalan, jugaSinovac China, yang dosis vaksin pertamanya tiba di Cile pada Rabu (5/11).

Baca Juga

Menurut presiden, Cile telah bekerja "selama berbulan-bulan" untuk memastikan negaranya mendapat vaksin Covid-19 secara cukup dan tepat waktu. Ia juga berharap vaksin mulai disuntikkan pada kalangan masyarakat yang rentan "dalam beberapa bulan pertama tahun depan."

"Kita semua tahu bahwa vaksin yang aman, efektif dan tersedia untuk semua orang yang membutuhkan akan menjadi kontribusi besar dalam perang melawan virus corona," katanya.

Pinera mengatakan Cile telah meneken kontrak pembelian 10 juta dosis vaksin yang sedang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech SE Jerman. Cile juga sedang merundingkan kontrak serupa dengan AstraZeneca, Johnson & Johnson, dan Sinovac.

Pemerintah Cile sebelumnya mengatakan telah mengamankan 14,4 juta dosis vaksin AstraZeneca dan memasukkan klausul ke dalam kontraknya untuk uji klinis Sinovac terkait pembelian prefensial 20 juta dosis. Juru bicara kementerian kesehatan tidak mengomentari perubahan nyata dalam kontrak tersebut.

Pinera mengatakan Cile "beberapa pekan lalu" juga mendaftar untuk dapat mengakses 7,6 juta dosis vaksin melalui COVAX, program yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk pembelian dan penyaluran vaksin secara merata.

AstraZeneca, yang sedang mengembangkan vaksin Covid-19 buatannya bersama Universitas Oxford, menghentikan uji klinis di Amerika Serika pada 6 September setelah ada laporan bahwa salah satu partisipan dalam uji klinis di Inggris mengalami penyakit saraf yang serius, yang diyakini sebagai mielitis transversa. Pengujian di AS kemudian dilanjutkan pada 23 Oktober. Uji klinis Sinovac dan Janssen di Cile mengantongi izin dari regulator kesehatan pada 30 September.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement