Kamis 05 Nov 2020 12:09 WIB

Pertama Kali, Astronom Amati Semburan Radio Cepat di Galaksi

Semburan radio cepat terdeteksi 13 tahun lalu di luar galaksi bima sakti.

Rep: zainur mahsir ramadhan/ Red: Dwi Murdaningsih
Galaksi bima sakti (ilustrasi)
Foto: wikipedia
Galaksi bima sakti (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sudah hampir 13 tahun ketika para astronom mengetahui fenomena antarbintang yang disebut semburan radio cepat atau FRBs. Semburan itu, adalah emisi gelombang radio yang terang dan menghasilkan lebih dari 100 juta kali kekuatan matahari dalam rentang beberapa milidetik.

Selama hampir 13 tahun, gelombang itu memang diamati di galaksi luar kita. Namun demikian, berdasarkan informasi dari MIT News, April lalu, para astronom berkesempatan menyaksikan FRB di Bima Sakti.

Baca Juga

Menurut salah satu fisikawan MIT, Kiyoshi Masui, saat ini pihaknya juga tengah mengumpulkan berbagai data tersebut. "Kami telah membuka mata kami untuk magnetar (benda dengan medan magnet kuat-red) lain, tetapi hal besar sekarang adalah mempelajari satu sumber ini dan benar-benar menelusuri untuk melihat apa yang memberitahu kami tentang bagaimana FRB tercipta," kata dia, dilansir dari Engadget Kamis (5/11).

Ketika astronom mendeteksi FRB itu lebih dari satu dekade silam itu, mereka berhipotesis jika hal tersebut dihasilkan oleh bintang neutron yang disebut magnetar dan memancarkan medan magnet yang sangat kuat. Bintang neutron adalah sisa-sisa bintang yang telah berubah menjadi supernova dan intinya runtuh dengan sendirinya.

Ternyata, kecurigaan para fisikawan dan astronom itu dimungkinkan benar. Utamanya hingga April lalu, para astronom merekam serangkaian FRB yang mereka duga berasal dari SGR 1935 + 2154, magnetar yang terletak sekitar 30.000 tahun cahaya dari Bumi. Teleskop radio yang melihat sekilas fenomena tersebut CHIME, melakukan usaha itu di tepi jangkauannya, yang menyebabkan beberapa ketidakpastian tentang identitas sumbernya.

Dengan upaya terbaru itu, para ilmuan saat ini diklaim memiliki gagasan kuat mengenai dari mana FRB berasal. Meskipun, pertanyaan bagaimana fenomena itu dihasilkan masih menjadi tanda tanya besar. Salah satu hipotesis yang kini terbentuk adalah, elektron di dekat bintang mungkin berinteraksi dengan medan magnet magnetar secara massal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement