Jumat 06 Nov 2020 20:43 WIB

Reisa: Kasus Aktif Indonesia Tinggal 12,7 Persen

Jumlah itu jauh lebih rendah dari rata-rata dunia yang mencapai 25 persen.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Agus Yulianto
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Reisa Broto Asmoro.
Foto: @BNPB_Indonesia
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Reisa Broto Asmoro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Satgas Covid-19 Indonesia Reisa Broto Asmoro mengatakan, ada penurunan kasus aktif Covid-19 Indonesia. Menurutnya, hingga 6 November 2020, jumlah kasus aktif ada di bawah 60 ribu.

"Jumlah aktif itu sekitar 12,7 persen dari total kasus," kata dia dalam konferensi pers di Kominfo, Jakarta, Jumat (6/11).

Jumlah tersebut, kata dia, jauh lebih rendah dari rata-rata dunia yang mencapai 25 persen dari total akumulatif. Dr Reisa menambahkan, kabar baik juga datang dari tingkat kesembuhan di Indonesia. Menurutnya, hingga kini, ada 360.705 orang yang dinyatakan sembuh.

"Atau sekitar 84 persen dari akumulatif," katanya.

Meski demikian, dirinya menegaskan, penurunan kasus dan tingkat kesembuhan yang tinggi itu bukan hanya karena upaya pemerintah. Hal ini juga karena berbagai pihak yang membantu di berbagai garda.

"Termasuk tenaga medis, relawan, personel TNI Polri, hingga ke daerah RT/RW," ucapnya.

Berbagai pihak itu, kata dia, berperan besar dalam mendukung upaya pemerintah dalam melakukan tracing, testing, dan treatment (3T).

"Hasil ini juga termasuk peran kita dalam menjaga dan tetap melakukan 3M di mana pun," ungkap dia.

Namun demikian, dirinya tak menampik masih ada beberapa pihak yang tidak melakukan protokol kesehatan. Atas dasar itu, dia menyebut, pandemi Covid-19 bisa diatasi dengan cepat asal penyebaran bisa diatasi.

"Cepat atau lambat, upaya 3T dan 3M ini bisa semakin membaik," katanya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement