REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktur Tambang dan Energi Auriga Nusantara, Iqbal Damanik mengatakan, pembukaan data pemegang konsesi lahan yang kerap terbakar merupakan hal penting. Oleh karena itu, pihaknya ia sebut masih meminta pembukaan data tersebut.
"Sebagaimana analisis Auriga, area terbakar masih banyak yang berulang, dan menjadi daerah langganan api" ujar dia kepada Republika, Sabtu (7/11).
Dia menambahkan, keengganan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam membuka data pemegang konsesi area terbakar itu akan mempersulit upaya pencegahan khususnya, penanggulangan kebakaran lahan ke depan.
Hal itu semakin krusial, kata dia, mengingat ada banyak temuan Auriga yang menjadi sentra api baru. Bahkan, mengutip temuan Auriga, dia menegaskan lokasi itu ada di beberapa provinsi.
"Dan itu di luar daerah yang menjadi langganan selama ini," ucapnya.
Untuk meluruskannya, peluncuran Peta Biomas memang ia sebut bermanfaat untuk membuka data pemegang konsesi lahan yang terbakar. Termasuk, di daerah-daerah yang masih memiliki masalah terkait kebakaran lahan.
Dirinya tak menampik, jika Buminusantara atau Mapbiomas Indonesia juga memang menjadi salah satu upaya yang diarahkan sebagai solusi itu. Khususnya, membuka data dimana kebakaran terjadi, serta siapa pengelola daerah kebakaran tersebut.
Namun demikian, dirinya kembali mengingatkan, ada juga beberapa daerah taman nasional yang menjadi daerah langganan api. "Padahal, taman nasional dikelola KLHK lho," ungkap dia.
Sebagai informasi, biomassa adalah proses fotosintetik dan merujuk pada bahan organik untuk biofuel. Sebagai energi terbarukan, pemetaan biomassa dilakukan di atas permukaan tanah (BAT) untuk dapat mengetahui seberapa besar kerusakan yang telah terjadi. Inovasi ini berkaitan dengan penyusunan peta biomassa lanskap resolusi sedang, yang dilakukan menggunakan data terestris dan citra satelit.