REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Pertahanan (Kemhan) menyiapkan pengembangan pendidikan bidang nuklir, biologi, dan kimia (Nubika) di Universitas Pertahanan (Unhan). Kemhan ingin memperkuat pertahanan Indonesia melalui teknokrat dan perwira yang ahli di bidang tersebut.
"Kemhan bahkan menyiapkan pengembangan pendidikannya di Unhan terkait hal tersebut," ungkap Juru Bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak, kepada Republika, Senin (9/11).
Dahnil menjelaskan, Kemhan memang sudah berkeinginan untuk memperkuat pertahanan Indonesia dalam jangka panjang, salah satunya di bidang Nubika. Kemhan ingin negara ini memiliki teknokrat dan perwira yang ahli di bidang tersebut."Kita ingin memperkuat pertahanan kita dalam jangka panjang melalui para teknokrat dan perwira-perwira ahli di bidang Nubika," kata dia.
Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, berencana untuk mengembangkan satuan Nubika di ketiga matra TNI. Pengembangan dilakukan untuk bersiap menghadapi kejadian wabah atau pandemi seperti yang terjadi pada 2020 ini, yakni pandemi Covid-19.
"Kita juga akan mengembangkan salah satu sistem untuk bisa monitor bahkan kita bisa mitigasi ancaman tersebut. Satuan-satuan Nubika akan kita bangun di angkatan darat, laut, dan udara akan kita kembangkan," kata Hadi dalam wawancara di kanal Youtube Pusat Penerangan TNI, dikutip Senin (9/11).
Dia memberikan contoh kapal rumah sakit yang sudah TNI miliki. Menurut dia, di kapal rumah sakit tersebut belum ada ruang isolasi untuk mengevakuasi prajurit yang terinfeksi suatu virus. Untuk itu, ke depan pengembangan kapal rumah sakit akan dilakukan, terutama di armada yang berada di kawasan Barat.
"Masing-masing akan memiliki satu kapal rumah sakit yang dilengkapi juga dengan ruang isolasi dan ruang isolasi itu juga akan dilengkapi dengan sistem (kesehatan)," terang dia.
Selain itu, rumah sakit TNI di seluruh Indonesia juga akan dilengkapi dengan ruangan isolasi yang dapat digunakan untuk prajurit yang terkena suatu virus. Untuk saat ini, kata dia, TNI sudah mengoperasikan satu rumah sakit khusus infeksi di Pulau Galang, Kepulauan Riau.
"Ke depan kita juga akan mengajukan untuk kita bisa memiliki satu laboratorium dengan BSL level III atau IV di mana lab BSL itu bisa kita gunakan untuk membiakkan virus sehingga bisa menjadi vaksin yang bisa kita suntikkan kepada prajurit," jelas Hadi.
Rencananya, Hadi menerangkan, laboratorium itu akan dibangun di Pulau Galang dalam rencana strategis (renstra) keempat. Dengan demikian, jika ada prajurit atau masyarakat yang terinfeksi suatu virus dapat dengan cepat ditangani karena lokasinya berdekatan dengan lab tersebut."Tentunya ini memerlukan waktu dan perencanaan yang panjang karena harus diawaki oleh para ahli," kata Hadi.
Untuk menunjang semua itu, TNI ke depan juga akan merekrut donter dan ahli farmasi yang terkait dengan mikrobiologi. Dengan begitu, pihaknya akan dapat memahami secara cepat suatu virus yang menyebar di Indonesia. Dengan semakin lengkapnya satuan Nubika, maka akan semakin cepat penanganan suatu wabah."Mau tidak mau kita harus memiliki satuan Nubika yang mampu memitigasi apabila terjadi serangan biologi seperti yang saat ini sedang terjadi,"kata dia.