REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Daeng Mohammad Faqih, mengatakan, masyarakat harus tetap menjadi garda terdepan dalam perang melawan pandemi Covid-19. Untuk menerapkan protokol kesehatan, seluruh elemen masyarakat harus jadi garda terdepan.
"Bukan hanya pemerintah, Satgas atau petugas kesehatan saja," kata dia saat diskusi virtual yang dipantau di Jakarta, Senin (9/11).
Ada pun tenaga kesehatan, yakni dokter, perawat, apoteker, bidan dan sebagainya merupakan garda terdepan dalam hal pelayanan kesehatan. Atau secara spesifik mereka berperan untuk testing (pengujian) tracing (pelacakan) dan treatment (penanganan).
Daeng mengatakan, selama ini banyak orang hanya melihat dokter, perawat atau bidan saja sebagai garda terdepan dalam melayani pasien Covid-19. Padahal, banyak sekali tenaga kesehatan yang ikut berjuang namun jarang terlihat.
Di antaranya ada tenaga radiologi, pemeriksa laboratorium, atau pemberi nutrisi bagi pasien Covid-19 yang sedang dirawat. Bahkan, tenaga kebersihan ruang isolasi hingga orang yang bertugas membersihkan sampah-sampah medis merupakan garda terdepan dalam melawan pandemi Covid-19.
Senada dengan itu, salah seorang perawat di RSPI Jakarta, Anita, mengaku sering mendengarkan curahan hati para pasien Covid-19 yang sedang dirawat. Pada umumnya mereka stres karena merasa diasingkan oleh lingkungan. "Beban pikiran mereka bertambah karena tidak bisa dibesuk oleh anggota keluarga," ujarnya.
Sebagai seorang perawat di RSPI, ia mengaku sering melihat pasien-pasien yang berjuang keras melawan penyakit tersebut. Bahkan, tak jarang menyaksikan langsung menurunnya kesehatan pasien hingga ke titik terburuk. "Covid-19 itu sangat jahat. Kita tidak boleh bermain-main dengan virus ini," katanya.