REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Pemerintah Nepal akan memberikan tes serta perawatan untuk infeksi virus corona jenis baru (COVID-19) gratis bagi penduduknya. Pengumuman ini diberikan langsung oleh Asisten Perdana Menteri Nepal, Surya Thapa, pada Selasa (10/11).
Langkah tersebut mengikuti perintah Mahkamah Agung Nepal untuk pengobatan gratis pada pekan lalu. Pemerintah meminta warga yang mampu tetap membayar, sementara membatasi pengujian dan perawatan gratis hanya untuk mereka yang tidak mampu.
Thapa mengatakan, semua rumah sakit pemerintah akan memberikan pengujian dan perawatan kepada pasien COVID-19 secara gratis. Namun, bagi warga Nepal yang menginginkan layanan cepat dan mampu membayar dapat terus pergi ke rumah sakit swasta.
Para ahli mengatakan banyak pasien COVID-19 di Nepal berada dalam karantina mandiri di rumah. Mereka lebih memilih itu, dibandingkan harus membayar deposit hingga 150.000 rupee Nepal (1.267 dolar AS) sebelum masuk ke rumah sakit.
“Hal ini juga menyebabkan lebih sedikit orang yang datang untuk pengujian dan lebih sedikit pelacakan kontak, menyebabkan peningkatan cepat dalam kasus infeksi,” jelas Rabindra Pandey, seorang ahli kesehatan masyarakat Nepal.
Sejauh ini Nepal telah melaporkan 197.024 kasus COVID-19 dan 1.126 kematian, menurut data pemerintah. Ini menunjukkan jumlah rata-rata kasus infeksi harian lebih tinggi, dibandingkan negara di sekitar Asia Selatan lainnya, kecuali India.
Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli telah dikritik karena dianggap menangani pandemi COVID-19 secara buruk. Ia juga diyakini pada awalnya meremehkan risiko dari wabah penyakit virus ini, sehingga kasus dengan cepat berkembang.
Pada Juni, pengunjuk rasa yang menuntut lebih banyak tes COVID-19 diberikan kepada warga Nepal, serta perawatan COVID-19 yang lebih baik. Demonstrasi ini berujung bentrokan dengan polisi, yang menggunakan meriam air untuk membubarkan demonstrasi.
Nepal selama ini dikenal memiliki infrastruktur kesehatan yang buruk. Namun, di tengah pandemi COVID-19, pemerintah mengatakan negara itu memiliki fasilitas pengujian untuk 23.000 sampel, meski, rata-rata, kurang dari 15.000 pengujian dilakukan setiap hari.