Rabu 11 Nov 2020 09:05 WIB

KKP Dukung Kontes Video Wisata di Nias

Kegiatan ini bisa menjadi ajang promosi sekaligus membangkitkan pariwisata di Nias

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Hiru Muhammad
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo memberi sambutan virtual dalam gelaran //Video Tourism Contest// (VTC) di Kabupaten Nias Pesisir, Sumatera Utara,
Foto: dok kkp
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo memberi sambutan virtual dalam gelaran //Video Tourism Contest// (VTC) di Kabupaten Nias Pesisir, Sumatera Utara,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo mendukung gelaran Video Tourism Contest (VTC) atau kontes video wisata di Kabupaten Nias Pesisir, Sumatera Utara. Edhy mengaku menyiapkan uang pribadi sebesar Rp25 juta untuk pemenang kontes.

"Kegiatan ini bisa menjadi ajang promosi sekaligus membangkitkan pariwisata di Kepulauan Nias pascapandemi melalui karya kreatif berupa video yang dapat diunggah pada berbagai media daring maupun luring," ujar Edhy dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (10/11).

Edhy mengungkapkan, kontribusi wisata alam sebesar 35 persen dalam pariwisata nasional. Khusus wisata bahari, menyumbang sekitar 2,4 juta wisatawan. Adapun luasan laut Indonesia sebesar 5,8 juta km2 atau sekitar 75 persen dari luasan Indonesia. 

"Indonesia memiliki sekitar 23,9 juta hektare luasan kawasan konservasi, di dalamnya terdapat potensi ekosistem dan sumber daya alam yang sangat besar," ucap Edhy. 

Saat ini, lanjut Edhy, telah terjadi perubahan paradigma dalam pembangunan pariwisata Indonesia. Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 target utamanya pada jumlah kedatangan wisatawan, namun pada RPJMN 2020-2024 lebih mengarah pada penghasilan masyarakat dari sektor pariwisata. 

"Tak hanya itu, target RPJMN lainnya ialah bagaimana meningkatkan devisa pariwisata, peningkatan jumlah dan keterampilan SDM pariwisata serta meningkatkan nilai tambah sektor pariwisata," ungkap Edhy. 

Edhy menyampaikan, KKP punya peran dalam meningkatkan pengelolaan kelautan berkelanjutan, konservasi laut dan sumber daya pesisir beserta ekosistemnya, mewujudkan pertumbuhan ekonomi dengan prinsip-prinsip keterlibatan masyarakat dan efisiensi sumber daya, meminimalkan limbah serta menciptakan //multiflier effect//.

"KKP mencoba mensinergikan antara aspek lingkungan, ekonomi dan sosial budaya dalam mendukung sektor pariwisata, khususnya wisata bahari," kata Edhy. 

Edhy memaparkan, kegiatan wisata bahari pada prinsipnya memiliki tiga hal utama, yakni wisata pesisir, bentang laut yang menyajikan hamparan pasir putih yang indah dan hamparan pulau-pulau kecil, dan yang terakhir adalah wisata bawah laut. Ia meyakini Kepulauan Nias merupakan salah satu destinasi di Indonesia yang memiliki ini tiga hal tersebut. 

Edhy mengajak masyarakat tetap optimistis membangun sektor pariwisata dengan saling bekerja sama, khususnya dengan munculnya wadah-wadah perhimpunan yang hadir dengan inovasi dan terobosan-terobosan dalam memajukan bangsa. Tak hanya itu, dia mengapresisasi para generasi muda yang tergerak untuk menciptakan konten-konten positif di media sosial. "Maju terus generasi muda, terus berkarya, ciptakan konten-konten digital yang positif di media sosial," kata Edhy.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement