Kamis 12 Nov 2020 04:23 WIB

Nabi SAW Jalani Tugas Kenabian dengan Nilai Mumtaz

Nabi Muhammad mampu merebut kembali Kota Makkah tanpa pertumpahan darah.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Nabi SAW Jalani Tugas Kenabian dengan Nilai Mumtaz. Ilustrasi Rasulullah
Foto: Republika/Mardiah
Nabi SAW Jalani Tugas Kenabian dengan Nilai Mumtaz. Ilustrasi Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama kurang dari 23 tahun Nabi Muhammad SAW menjalankan misi dakwahnya, banyak prestasi yang ditorehkan Nabi dengan sikap kasih dan cinta beliau. Pakar Ilmu Alquran KH Ahsin Sakho pun menilai, Nabi menjalankan tugas kenabian dengan nilai mumtaz (sempurna).

“Nabi menjalankan dakwah dan tugas kenabiannya itu dengan sangat mumtaz,” kata KH Ahsin dalam kajian live streaming di Ahsin Sakho Center, Rabu (11/11).

Baca Juga

Beliau menjelaskan, salah satu prestasi terbesar Nabi adalah mampu merebut kembali Kota Makkah tanpa pertumpahan darah. Tak hanya mampu merebut, di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, Kota Makkah mampu bertransformasi menjadi kota yang jauh dari budaya jahiliyah.

Ka’bah yang tadinya dikelilingi berhala-berhala di masa jahiliyah pun lambat laun hilang. Pertumbuhan Islam pun semakin kuat dan melekat menggantikan budaya jahiliyah. KH Ahsin menjelaskan, ketika Nabi menaklukkan kembali Makkah tanpa kekerasan, maka peristiwa itu disebut sebagai hari kasih sayang.

“Nabi bilang ketika Kota Makkah kembali direbut dengan istilah al-yaumu, yaumul marhamah la yaumul malhal (hari penaklukkan Makkah adalah hari kasih sayang, bukan hari pertumpahan darah),” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement