REPUBLIKA.CO.ID, SHUSHA – Kumandang Adzan mulai terdengar pada Rabu (11/11) di kota simbolis Shusha, Nagorno-Karabakh untuk pertama kalinya dalam hampir tiga dekade.
Dilansir dari laman Anadolu Agency pada Kamis (12/11), rekaman di media sosial menunjukkan seorang tentara Azerbaijan mengumandangkan adzan di Masjid Yukhari Govhar Agha, yang bersejarah di Shusha.
Kota ini merupakan divisi administratif di Azerbaijan atau wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional. Namun, Azerbaijan tidak menguasai kota ini, karena telah dikuasai oleh pasukan Armenia sejak 8 Mei 1992 selama perang Nagorno-Karabakh. Terletak di jalan menuju Khankendi, kota terbesar di kawasan itu.
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, mengumumkan pada 8 November, Shusha telah dibebaskan dari pendudukan Armenia. "Setelah 28 tahun, adzan akan terdengar di Shusha," kata Aliyev, yang mengenakan seragam militer, dalam pidatonya kepada bangsa.
Hubungan antara bekas Republik Soviet ini telah mengalami ketegangan sejak 1991. Pada saat militer Armenia menduduki Upper Karabakh, sebuah wilayah yang diakui sebagai bagian dari Azerbaijan.
Bentrokan baru terjadi pada 27 September 2020. Tentara Armenia melanjutkan serangannya terhadap warga sipil dan pasukan Azerbaijan, bahkan melanggar perjanjian gencatan senjata kemanusiaan, selama 44 hari.
Azerbaijan membebaskan beberapa kota, dan hampir 300 pemukiman, serta desanya dari pendudukan Armenia selama ini. Kemudian pada 10 November kemarin, kedua negara menandatangani perjanjian, yang ditengahi Rusia untuk mengakhiri pertempuran, dan bekerja menuju resolusi yang komprehensif. Sementara itu, Turki menyambut baik gencatan senjata, yang dihasilkan dari keberhasilan militer Azerbaijan melawan Yerevan.