REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian ESDM mencatat hingga Oktober 2020, realisasi investasi di sektor mineral dan batu bara (minerba) baru menginjak angka 2,88 miliar dolar AS. Padahal, tahun ini pemerintah mentargetkan realisasi investasi bisa mencapai 7,7 miliar dolar AS.
Staff Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Minerba Irwandy Arif menjelaskan, angka realisasi investasi artinya baru 37 persen. Padahal saat ini sudah mendekati penujung tahun.
"Pencapaiannya masih 37 persen, masih jauh dari target 2020. Ini tentunya pengaruh terbesar akibat beberapa proyek terhenti karena Covid-19," ujar Irwandy, Rabu (11/11).
Padahal, dalam dua tahun terakhir, capaian investasi minerba hingga tutup tahun selalu melebihi target. Pada tahun 2018, realisasi investasi minerba mencapai 101 persen. Sedangkan pada tahun lalu, raihan investasi sektor tambang tercatat sebesar 6,5 miliar dolar AS atau 105 persen dari target.
Irwandy mengatakan, pemerintah sedang berupaya untuk dapat mengatasi dampak Covid-19 sekaligus mendongkrak investasi pertambangan. Untuk mengurangi dampak permintaan batu bara akibat pandemi, misalnya, pemerintah bersama asosiasi pertambangan batu bara terus mengintensifkan diplomasi dengan mitra dagang.
"Kami juga mengintensifkan koordinasi lintas sektor dan fasilitasi penyelesaian kendala dalam melakukan pendekatan dengan mitra dagang dalam rangka memacu investasi tahun 2020-2021," kata Irwandy.