REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK -- Ilmuwan telah menangkap kilatan dari dua bintang neutron padat yang bertabrakan membentuk bintang magnetar. Kilatan ini disebut kilonova. Tanda pertama dari peristiwa besar tersebut adalah suar sinar gamma yang muncul dalam data teleskop pada 22 Mei.
Pertanda itu mendorong para astronom untuk merakit instrumen terbaik. Para ilmuwan percaya semburan sinar gamma biasanya berasal dari bintang neutron yang bertabrakan. Mereka sangat ingin melihat sebanyak mungkin pemandangan tersebut.
Namun saat pengamatan dilakukan, para peneliti menyadari ada sesuatu yang aneh sedang terjadi: Kilatan cahaya tersebut mencakup cahaya inframerah yang jauh lebih banyak daripada yang diperkirakan, 10 kali lebih banyak. Para ilmuwan berpikir perbedaan mungkin berarti kecelakaan itu menghasilkan sesuatu yang tidak terduga.
"Pengamatan ini tidak sesuai dengan penjelasan tradisional untuk ledakan sinar gamma pendek," kata Wen-fai Fong sebagai penulis utama penelitian itu dilansir dari Space pada Jumat (13/11).
"Mengingat apa yang kami ketahui tentang radio dan sinar-X dari ledakan ini, itu tidak cocok," lanjut Fong yang juga astronom di Northwestern University Illinois.
Para astronom menggunakan sejumlah fasilitas untuk mempelajari peristiwa tersebut, termasuk Observatorium Swift NASA di luar angkasa, Very Large Array di New Mexico dan Keck Observatory di Hawaii. Teleskop Luar Angkasa Hubble-lah yang melihat radiasi infra merah yang sangat terang dari ledakan itu. Sehingga bisa memberi tahu para ilmuwan sesuatu yang sangat aneh sedang terjadi.
"Pengamatan Hubble dirancang untuk mencari emisi inframerah yang dihasilkan dari penciptaan unsur-unsur berat - seperti emas, platinum, dan uranium - selama tabrakan bintang neutron," ujar anggota tim peneliti Edo Berger.
Diketahui, bintang neutron adalah sisa-sisa bintang meledak super padat. Lalu pijar terang dari tabrakan dua benda tersebut disebut kilonova.