Jumat 13 Nov 2020 22:02 WIB

'Macron Permisif Hina Nabi, tapi Marah Disebut Sakit Jiwa'

Macron permisif penistaan Nabi tapi tak terima disebut sakit jiwa

Pengunjuk rasa menggelar aksi boikot produk Prancis di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (6/11/2020).
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
Pengunjuk rasa menggelar aksi boikot produk Prancis di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (6/11/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Imam Virginia, Amerika Serikat, Imam Shaker Elsayed, menyampaikan khutbah Jumat di Dar Al-Hijra Islamic Center di Fairfax County, Virginia.

Dalam khutbahnya tersebut dia mengatakan arat mencoba untuk melabeli Muslim sebagai teroris dan menghancurkan negara-negara seperti Afghanistan, Suriah, Irak, dan Yaman. 

Baca Juga

Hal ini sebagaimana diwartakan Institut Penelitian Media Timur Tengah (MEMRI), Rabu (11/11) lalu.   

Elsayed mengkritik Presiden Prancis Emmanuel Macron karena menjadi "marah" ketika Presiden Turki Erdogan mengatakan dia sakit jiwa.

“Jadi di satu sisi, ini adalah kebebasan berekspresi untuk menghina Nabi, tetapi tidak ada kebebasan berekspresi untuk menghina Macron,” kata Elsayed.

Elsayed juga mengatakan bahwa banyak orang Kristen dan Yahudi menginginkan Muslim menjadi kafir seperti mereka dan mengutip Alquran dengan mengatakan bahwa mereka yang menolak pesan Islam adalah tidak taat dan memberontak.

Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa Islam sedang krisis menuai kecaman dari dunia Islam. Alih-alih meminta maaf, justru Macron menambah ketegangan dengan mendukung penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW. Keteganan ini muncul di tengah rencana Prancis untuk menerbitkan Undang-Undang Seperatisme Islam.

Sumber: https://www.jns.org/virginia-imam-why-is-there-freedom-of-expression-to-insult-the-prophet-but-not-macron/  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement