Ahad 15 Nov 2020 14:19 WIB

Petinggi Al Qaeda Tewas di Teheran, Iran: AS Bohong

Iran sebur AS selalu tidak menghindar dari menyebarkan klaim palsu terhadap Iran.

Rep: ferginadira/ Red: Joko Sadewo
Pasukan Alqaeda di Yaman.
Foto: Reuters
Pasukan Alqaeda di Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Iran menolak klaim yang menyebutkan seorang tokoh Al Qaeda tewas di Teheran oleh operasi Israel pada Agustus. Republik Islam kemudian memperingatkan media Amerika Serikat (AS) yang kerap membuat berita palsu pada skenario buruk dari pejabat AS dan Israel.

Sebelumnya, New York Times membuat laporan bahwa pemimpin tertinggi kedua Al Qaeda tewas di Iran. Mengomentari hal itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan, kelompok teroris dibentuk sebagai akibat dari kebijakan Amerika yang gagal di wilayah tersebut.

"Untuk menghindari tanggung jawab atas kegiatan kriminal kelompok ini dan kelompok teroris lain di kawasan ini, AS dan Israel dari waktu ke waktu mencoba menggambarkan Iran terikat dengan kelompok teroris melalui jalinan kebohongan dan membocorkan informasi palsu ke media," ujar Khatibzadeh dikutip laman Aljazirah, Ahad.

Dalam pernyataannya, Khatibzadeh mengatakan AS selalu tidak menghindar dari menyebarkan klaim palsu terhadap Iran di masa lalu. "Tapi pendekatan ini telah menjadi tren abadi di bawah pemerintahan AS saat ini, dan Gedung Putih telah mencoba membuat langkah dalam skema Iranophobia dengan mengulangi tuduhan semacam itu," kata Khatibzadeh.

Dia mengatakan, tidak ada keraguan bahwa tuduhan seperti itu dilontarkan dalam kerangka perang ekonomi, informasi dan psikologis habis-habisan melawan rakyat Iran. Dia pun mendesak media untuk memungkinkan penyebaran kebohongan yang ditargetkan.

Pada Sabtu (14/11), New York Times mengutip para pejabat intelijen AS mengatakan, bahwa Muhammad al-Masri ditembak mati oleh dua pembunuh dengan sepeda motor pada 7 Agustus. Seperti diketahui, al-Masri dituduh sebagai salah satu dalang dari dua serangan mematikan tahun 1998 terhadap kedutaan besar Amerika di Afrika.

Laporan Times menyebut bahwa Masri terbunuh bersama putrinya, Miriam, janda putra Osama bin Laden, Hamza bin Laden. Setelah berita penembakan itu muncul, media di Iran langsung mengidentifikasi para korban tewas itu bukan al-Masri, melainkan profesor sejarah asal Lebanon, Habib Daoud dan putrinya Maryam. Sebuah saluran berita Lebanon dan sejumlah akun media sosial tidak resmi di Iran mengatakan bahwa Daoud adalah anggota Hizbullah, kelompok politik dan bersenjata yang didukung Iran di Lebanon.

Namun demikian laporan New York Times mengatakan Daoud adalah nama samaran lain yang diberikan pejabat Iran kepada al-Masri. Sementara mengajar sejarah adalah sebagai bentengnya untuk menutupi.

Laporan itu mengatakan motif Iran untuk mempertahankan senior al-Qaeda sebagai musuh bebuyutan Teheran. Yakni untuk memberikan jaminan bahwa Al Qaeda tidak akan melakukan operasi di Iran atau menjalankan operasi terhadap AS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement